Melewati gulita malam
sering sepi mencekam
apalagi tanpa bintang bulan
di jalan panjang sendirian
mengendalikan gejolak raga
mengelola badai alam pikiran
mendandani arus perasaan
menghiasi kerisauan nurani
menata kegalauan jiwa
menghitung jejak langkah
merasakan jantung berdetak
menyaksikan nafas berdesah
Berpuasa itu merawat pribadi
Berjalan di bawah terik
Dibakar panas mentari
melintasi jalan berbatu
menerjang padang pasir
tanpa angin sepoi berhembus
mendaki bukit turuni lembah
Mencari mata air segar
agar membasuh kotor raga
agar puaskan dahaga jiwa
untuk mandikan sampah rasa
agar pikiran bening bersih
Berhenti di bukit wadas
pandangi pesona senja kehidupan
di tengah badai zaman
Berpuasa itu menangkap cahaya
Melewati gulita malam
untuk merawat pribadi
Ibarat menanti saat terjadi
mekarnya kuntum sedap malam
Kembang putih semerbak harum
yang pesona dalam kelam
dan layu di awal fajar
Berkelana di bawah terik
agar menangkap cahaya
Ibarat petani di tengah ladang
bermandi peluh memanen rezeki
Seperti pelaut di samudera
menerjang gelombang menjala nasib
menyelam di kedalaman
menemukan mutiara alam
Puasa punya pesona
Puasa meraih arti makna
Puasa itu melewati derita
Puasa membasuh jiwa raga
Puasa membersihkan hati nurani
Puasa itu menata pribadi
Puasa itu merawat kehidupan
Puasa menikmati taman bunga
Puasa melahirkan mata air
Puasa itu mengumpulkan cahaya
Puasa itu mengagumi pelangi
Puasa lumbung terima kasih
Puasa itu aliran sungai syukur
Puasa itu perjumpaan muara sungai
dan ombak samudera Kesempatan pertemuan pribadi
Doa insani dan berkat Ilahi
(Simply da Flores
Harmony Institute)