7. Pembagian Maspicis Rajabrana
Sesaji Aswamedha telah selesai diselenggarakan. Dalam kesempatan itu, Prabu Dasarata banyak melakukan kebaikan. Ia banyak memberikan pisungsung (penghargaan) kepada para brahmana, para pertapa, bagawan dan para pendeta. Ia juga memberi ‘dana weweh’ (membagi-bagikan rezekinya) kepada para ‘kawula dasih’ (rakyat jelata) di seluruh wilayah Ayodya.
Sesaji Aswamedha dilakukam dengan tulus hati. Pembagian ‘maspicis raja brana’ (harta kekayaan) disertai dengan keikhlasan hati lahir dan batin. Cahaya terang benderang meliputi Kerajaan Ayodya.
Kewibawaan Prabu Dasarata semakin bertambah saja. Ketulusan dan keikhlasan dalam mempersembahkan Sesaji Aswamedha rupa-rupanya dikabulkan oleh Tuhan.
Di waktu siang, cahaa sang ‘bagaskara’ (matahari) nampak terang-benderang. Di waktu malam ‘ndaru pating calorot ing cakrawala’ (cahaya di langit berjalan terang-cemerlang bak bunga api).
8. Istri Dasarata Hanggarbini
Tak berapa lama setelah diselenggarakannya Sesaji Aswamedha, ketiga istri Prabu Dasarata tampak ‘hanggarbini’ (mengandung).
Anugerah besar bagi Prabu Dasarata. Setiap hari ia ‘manungku puja’ (berdoa). Bersyukur dan memuji Tuhan. Ia berharap anak- anak yang dikandung oleh ketiga ‘garwanya’ (istrinya) dikaruniai keselamatan. Selamat yang mengandung. Selamat ang berada di dalam kandungan.
Selama istrinya mengandung, Prabu Dasarata suka melakukan derma, pantang dan puasa.
Ketika tiba saatnya melahirkan, permaisuri, Dewi Ragu melahirkan seorang putra laki-laki yang tampan rupawan. Prabu Dasarata memberinya nama Raden Ramayana atau Raden Ramabadra, atau Raden Ramacandra, atau Raden Ramaregawa, atau Raden Ramawijaya.
( bersambung )