Alfian berhasil menyanyikan lagu itu, bahkan menjadikannya sebentuk legenda baru bagi Kota Bogor Alfian sendiri pelantun lagu irama pop lainnya masa itu, semisal Sebiduk di Sungai Musi dan Senja di Kaimana yang pernah bikin saya menangis menyanyikannya di panggung perpisahan Kelas VI Sekolah Dasar .
Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI
GONJANG -ganjing rencana Wisata GLOW Kebun Raya, seperti sengaja membetot kenangan saya balik ke masa kecil, ke paruh awal dekade 1960-an, ihwal serangkaian kata yang ditingkahi suara berbagai alat musik, sebentuk lagu yang populer saat itu, bertajuk Semalam di Bogor yang didendangkan Alfian Rusdi
Nasution, penyanyi tenar tempo itu yang dijuluki Pat Boone Indonesia.
Pria kelahiran tahun 1943 ini dikenal memiliki corak suara berat, mirip suara Pat Boone, satu dari nama penyanyi kondang negeri Paman Sam – Amerika Serikat tahun 1950 -1960. Kemiripan suara Afian dengan pesohor ini menjadikan ‘kritikus musik’ saat itu menabalkan julukan Pat Boone Indonesia bagi pelantun lagu
Semalam di Bogor ini.
Lagu ini masuk top hits masa itu, masa dimana keindahan kota atau tempat wisata di Indonesia nge-trend jadi tema lagu. Sebut misalnya lagu Sebiduk di Sungai Musi, Semalam di Cianjur, Senja di Kaimana yang juga dinyanyikan Alfian, Teluk Bayur oleh Ernie Djohan, Gang Kelinci oleh Lilis Surjani, Bareh Solok
oleh Elly Kasim. atau Jakarta Kota Internasional yang didendangkan Titik Puspa.
Semalam di Bogor diciptakan Zaenal Arifin, pria berdarah Minang kelahiran Solo tahun 1935, yang juga populer sebagai Zaenal Combo. Nama ini tersemat karena dia merupakan pendiri dan pentolan Zaenal Cubana Combo. Kata combo berarti kelompok pemusik. Grup ini tenar sebagai pengiring penyanyi Indonesia tempo itu semisal Ernie Djohan, Ony Soerjono, Rahmat Kartolo, Tetty Kadi, Titi Qadarsih, Tuti Soebardjo dan banyak lagi.
Selanjutnya, Lirik Semalam di Bogor