Departemen Kehakiman AS menerjunkan 150 jaksa dan pengaara untuk memerangi kejahatan aset kripto, khususnya untuk transaksi penipuan, peretasan, pencucian uang, narkoba dan terorisme. ( Foto: CorporateComplienceInsight)
Waspadalah para scammers ( Penipu), Hackers ( peretas) maupun para Penjahat Digital ( Bad Actors). Mulai saat ini, Departemen Kehakiman AS ( Department Of Justice) akan siap memerangi berbagai kejahatan digital. DOJ telah membentuk jaksa federal untuk memerangi berbagai kejahatan cryptocurrency.
Kejahatan Aset Digital
Pasukan khusus jaksa federal AS ini membuat kelompok yang diberi nama Jaringan Koordinator Aset Digital ( DAC). Pasukan khusus ini terdiri dari 150 jaksa dengan tujuan utama memerangi meningkatnya ancaman yang ditumbulkan oleh penggunaan aset digital seara ilegal kepada publik Amerika.
Kenapa hanya Amerika, karena itu memang wilayah yuridis mereka. Namun dalam pelaksanaannya ada kemungkinan akan merambah ke wilayah lain yang merasa dikuasai dalam hukum Amerika. Setidaknya jaringan antar negara.
DAC ini dipimpin oleh Tim Departemen Penegakan Cryptocurrency Nasional ( NCET), Jaringan DAC yang terdiri dari 150 jaksa federal yang ditunjuk dari kantor pengacara AS dan di seluruh komponen ligitasi antar department.
Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal, DOJ mengungkapkan bahwa tujuan utama pembentukan unit ini adalah untuk membatasi penggunaan cryptocurrency dalam kejahatan seperti pendanaan terorisme dan pencucian uang. Dua komponen kejahatan yang sangat berbahaya.
Penyidik Perlu Dibekali Ilmu Digital
Namun rasanya, gebrakan ini perlu waktu mengingat para jaksa yang akan diterjunkan ini tidak semuanya memiliki pemahamam tentang kejahatan di bidang digital dan internet yang cukup rumit. Mereka perlu belajar dan beradapatasi dengan bermacam cara penipuan yang dilakukan di dunia cryptocurrency.
Mengambil contoh kasus kejatuhan Terra Luna, itu bukan pekerjaan mudah. Setidaknya, para jaksa tidak harus sepandai Do Kwon, melainkan memahami cara dan proses mengapa kejahatan seperti itu bisa dilakukan. Contoh lain yang mudah adalah menangkap pencuri data milik pemerintah dan orang Indonesia, juga tidak gampang.
Selain itu, sifat cryptocurreny yang lintas batas dan antar negara DAC setidaknya harus menerapkan SOP seperti halnya aparat dalam mengeluarkan Red Notice atau meminta kerjasama dengan polisi atau tim cyber antar negara dalam ekosistem cryptocurrency yang rumit.
Sebuah sumber di Wall Street Journal juga menyebut bahwa pihak berwenang di Pemerintahan Joe Biden telah membentuk divisi lain yang disebut Tim Penegakan Cryptocurrency Nasional pada Oktober tahun lalu untuk bisa bergabung dengan menunjuk jaksa keamanan siber, Eun Young Choi sebagai Kepalanya.
Menyambut Digital Money dan Cryptocurrency
Choi dalam sebuah media pernah mengatakan bahwa aset digital telah menjadi sangat populer di kalangan pelaku kejahatan sehingga mempertajam kepandaian tentang masalah cryptocurrency menjadi relevan dan penting.
“ Kejahatan aset digital itu multidisiplin. Investigasi bisa meliputi lintas batas, kompleks, menantang dan membutuhkan tingkat kompetemsi tertentu”.
Gerakan membuat kelompok anti kejahatan aset digital ini bukan hanya karena maraknya kejahatan di cryptovcurrency. Juga untuk untuk antisipasi saat pemerintah mulai menerapkan digital money ( Dolar Digital) untuk mengamankan penggantian uang kertas Dolar serta pendekatan cryptocurrency menjadi salah satu instrumen penting bersma Digital Money.
Sumber Jana Serfontein, CryptoDaily, WallStreet Journal
BACAAN LAIN
Aset Kripto Yang Dicuri Peretas Bisa Dipulihkan Menggunakan Organisasi Ini
Aset Kripto Yang Dicuri Peretas Bisa Dipulihkan Menggunakan Organisasi Ini
Tim Siber Sebuah Negara Menjadi Peretas Paling Aktif di Dunia Kripto
Agen Rahasia AS Selamatkan Kripto Dari Peretas