Ada Apa Di Balik Air Muka Seseorang

Seide.id – Pembaca wajah phrenologi mengurai karakter, selain nasib seseorang dari wajah. Mulai dari menganalisis dahi, mata, hidung, dan mulut, kesemuanya menggambarkan sifat tabiat, masih seturut ilmu astrologi wajah. Dan itu ilmu yang sudah lama ada.

Dalam pergaulan, kita mengenal istilah wajah “bintang terang” (binter). Orang yang dalam hidupnya melimpah rejeki mengalir, umumnya berwajah terang secara harfiah. Orang direkrut menjadi posisi puncak dilihat pula faktor wajah. Statistik menyebutkan, bahwa orang yang good looking mendapat nilai tambah untuk direkrut posisi puncak, atau peluang mendapat karir lebih baik.

Pada wajah yang “bintang terang” ada cahaya merona berbinar memantul di wajahnya. Budaya Timur meniscayai itu, dan itu katanya bawaan, tak bisa dikreasi.

Sebaliknya ada orang yang wajahnya tidak terang, bahkan keruh, sejak lahir. Atau boleh jadi baru muncul kemudian. Dan itu katanya mencerminkan isi hati, karakter, dan tabiat juga. Atau bila itu berlangsung sewaktu-waktu, itu melukiskan kondisi emosi, dan pikiran sesaat.

Kita melihat ada orang yang wajahnya ceria, ada yang murung, dan itu bisa saja tercipta sesaat, boleh jadi sudah sebuah paket yang dibawa semenjak kecil.

Apa pun ekspresi wajah yang khas milik seseorang, atau yang hanya muncul sewaktu, dikreasikan oleh puluhan otot wajah. Sekurangnya ada 43 otot yang merangkai ekspresi yang berbeda-beda, tak ubahnya partitur musik, yang mana saja tuts piano ditekan, seberapa kuat menekan, dan seberapa harmoni ketukan, itulah konser wajah kita dari waktu ke waktu.

Untuk menampakkan senyuman yang indah, diperlukan lebih banyak otot wajah yang dikendalikan oleh saraf otak nomor tujuh (Nervus Facialis), yang punya lima cabang di wajah. Saraf untuk mengendalikan dan menggerakkan, maupun saraf otonom yang bekerja diluar kehendak, yang serentak secara harmoni merangkai sebuah ekspresi wajah.

Jadi dengan rangkaian komposisi konser otot wajah itulah cara kita mentransmisikan semua informasi pikiran dan perasaan kita, ribuan pesan dari dalam diri kita, sebagian tak mungkin kita sembunyikan. Dari mimiek wajah, orang bisa membaca apa yang sedang kita pikir dan rasakan sewaktu. Hanya mereka yang terampil berakting, melatih diri menampilkan mimiek yang berubah-ubah, seolah hidupnya bisa bersandiwara.

Demikian pula bila sepanjang hayat wajah orang pendengki, iri hati, pembenci, tidak suka melihat orang lain senang, dan senang melihat orang lain susah, semua itu akan menggurat dan mengendap dalam ekspresi wajah.

Perhatikan saja wajah-wajah sosok figur sosial yang kita kenal, dengan mudah kita bisa membacanya. Mana wajah orang yang saleh dan mana wajah orang yang pendedam dan menyimpan sifat kejahatan, bukan kebaikan hidup.

Otak perempuan lebih tajam membaca ekspresi wajah. Maka jangan bohongi perempuan ketika ia menangkap ada sesuatu yang tidak benar, hanya dari wajah. Misal, ada keculasan, ada kejahatan, ada kebohongan. Itulah semua sejatinya bukanlah wajah-wajah “bintang terang” itu. Orang Timur meniscayai wajah jahat, akan seret rejekinya. Ingat, ada kecniscayaan, bahwa vibrasi kebaikan hanya memantul pada orang yang dalam hidupnya cuma punya sifat berbuat kebaikan.

Wajah-wajah jahat itu banyak kita temui dalam sosok politikus, yang jelas sekali nampak culas, licik, pendengki, mulai dari ekspresi dahi, mata, dan mulut, yang mentransmisikan informasi bahwa ada pikiran dan perasaan yang busuk di belakangnya.

Bila kita meniscayai itu, barangkali kita bisa memanfaatkannya dalam memilih siapa yang laik menjadi pemimpin kota, pemimpin provinsi, peminpin negara.

Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL

Tentang Antiaging