Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI
Seide.id 07/07/2023 – “Insya Allah, tomorrow will start walking Pakidulan: Pameungpeuk – Pangandaran, 140 Km, will be made into two stages, because it’s just old men.” Begitu ugkap Ronald Agusta, di laman Face Book miliknya tanggal 02 Juli 2023. Di bawah kalimat itu ada catatan kaki dengan emoji gambar sepeda sedang digowes, dilengkapi kata Go, calm down.
Saya manggut-manggut, membayangkan asyiknya fotografer dan aktivis alam bebas ini bersepeda menyusuri Pakidulan, kawasan pesisir kidul (selatan) Jawa Barat sepanjang 140 Km, yang membentang antara Pantai Pameungpeuk di selatan Kabupaten Garut hingga Pantai Pangandaran di Kabupaten Pangandaran. Pastilah sepeda dan ragam perlelengkapan gowes dan trip to nature ini sudah disiapkannya.
Ronald Agusta (banyak teman akrab menyapanya: Onat) merupakan seorang dari beberapa pendiri Palawa UNPAD – aktivitas pencinta alam di lingkungan Universitas Padjajaran, Bandung. Tahun 1985 kami pernah satu kantor di Redaksi Majalah (berita bergambar) X-Tra yang diterbitkan oleh Grup Femina di Jakarta. Saya bagian dari jurnalis features dan Ronald sebagai bagian dari jurnalis foto.
Karena sama hobi outdoor activity (aktivitas luar ruang), sering kami tugas bareng ke hutan-gunung, tengah laut atau lokasi yang jauh dari ‘peradaban’. Misalnya mencari dan menemukan lagi tanaman langka di Pulau Nusa Kambangan, atau meliput penangkapan kerbau liar (yang over populasi) di Taman Nasional Baluran untuk jadi kerbau BANPRES (Bantuan Presiden) dibagikan ke petani di berbagai daerah.
Sayang… Majalah X-Tra cuma berusia 6 bulan. Bukan kena bredel Menpen Harmoko, melainkan karena dimatikan sendiri oleh owner Grup Femina, karena tak tahan dengan ‘budaya telepon’ dari pihak berwenang di Departemen Penerangan yang kerap berdering di meja redaksi (minta bicara langsung ke ‘atas’) berkait tulisan X-Tra yang dianggap bahaya, entah bagi siapa? Ha…ha…ha…!
Majalah X-Tra mati muda. Saya dialihan kerja ke Majalah femina, dan Ronald Agusta pindah berkarir di Majalah Tempo. Beberapa tahun kemudian Ronald resmi mengundurkan diri sebagai fotografer Tempo, mudik ke Bandung untuk mengembangkan sendiri seni fotografi sekaligus mengelola studio foto yang dibangun sang ayah, pakar foto Indonesia di Bandung.
Ronald juga mengajar berbagai pelatihan foto, khususnya outdoor photography, yang biasanya dipadu dengan hobinya bertualang ke alam bebas. Turun ke dasar luweng dengan tali-temali, merayap masuk ke perut bumi untuk memotret stalaktit dan stalakmit ataupun deras sungai di dalam goa, dan mengabadikannya sebagai karya foto salon ataupun foto jurnalistik, adalah satu dari kemampuan Ronald.
Akan halnya bersepeda, ini juga dilakukan Ronald sejak remaja selain naik gunung, jelajah rimbah, menyusur goa, rafting sungai yang kesemuanya (bisa dipastikan) dilakukan sambil menenteng kamera. Tapi memang belakangan ini, saat usia masuk kepala enam, bersepeda menjadi alternatif pilihan ‘cari keringat’. Karena “Bisa bareng istri dan para cucu,” katanya, serius.
Sama seperti jenis-jenis aktivitas luar ruang lainnya, menurut Ronald, bersepeda juga kudu serius, berlatih dan siap mental menghadapi berbagai kendala di jalanan. Untuk itu bersama teman-teman senasib sepenanggungan, Ronald antara lain membangun klub hobi bersepeda jarak jauh dengan nama E2Go. Apa kepanjangannya? Ronald merasa nggak penting menjelaskannya, ha…ha…ha…!
Yang pasti, bersama E2Go Ronald aktif melakukan trip bersepeda di berbagai pelosok Indonesia, Pulau Jawa khususnya. Beberapa waktu lalu misalnya, E2Go dilaporkan Ronald bersepeda dari Kota Bandung ke Cirebon via Cadas Pangeran di Sumedang. Pernah juga E2Go bersepeda lintas Surabaya – Probolinggo – Banyuwangi, menyeberang dengan ferry untuk lantas keliling Bali.
Baru-baru ini E2Go juga bersepeda bolak-balik Bandung – Bogor – Baduy (di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwiedamar, Kabupaten Lebak, Banten) dengan 3 malam menginap di perjalanan, antara lain di Ciboleger yang merupakan desa terdekat dan jadi pintu gerbang Baduy. Dengan persiapan matang. Termasuk juga dimana harus menginap dan bekal apa yang dimakan di jalaN. Ini trip murah meriah dan asyiiik…!
Begitu juga dengan trip E2Go mapay (menyusuri) Pakidulan atau kawasan pesisir selatan Jawa Barat. Dari Kota Bandung (sepertinya) sepeda dan pegowes diangkut kendaran roda empat ke Pantai Pameungpeuk di selatan Kabupaten Garut. Dari situ, pukul 07 pagi tanggal 03 Juli 2023, belasan sepeda mulai digowes menyusur etape I dan dan menjelang sore tiba untuk bermalam di Cipatujah.
“Pukul 07 pagi tanggal 04 Juli 2023 kembali kami start dari Cipatujah. Sempat mampur bikin foto di PTP Nusantara VIII Kebun Miramare, dan siangnya juga ambil foto berlatar kerbau dan pantai di Legok Jawa. Alhamdulillah; sekitar pukup15:00 WIB kami finish di Batukaras,” ungkap Ronald. Batukars adalah pantai untuk surfing, tak jauh dri Bandar Udara Nusawiru di Kcamatan Cijulang, Pangandaran.
Target bersepeda Tour de Pakidulan Pameungpeuk – Baturaras tuntas sudah. Nginp semalam di situ. Paginya kembali start dari Barukaras lewat Jembatan Gantung dan nyoba jalan baru Batuhiu (lewat pinggir airstrip milik Susi Air) menuju Terminal Bus Pangandaran. “Setelah ishoma langsung pulang ke Bandung naik kendaraan roda empat. Alhamdulillah,” kata Ronald. Siapa mau ikut? ***
07/07/2023 PK 22:38 WIB