Seorang koorlip (koordinator liputan) atau produser, seharusnya memahami persoalan sebelum membuat penugasan kepada reporter. Misalnya, berapa angka kualitas udara di seputar Jakarta, baik saat kondisi baik maupun sabaliknya.
SALAH satu TV berita mencoba mengukur kualitas udara Jakarta setelah car free day (CFD) dilaksanakan Minggu kemarin (20/08/2023). Hasilnya, menurut TV tersebut, polusi udara masih tetap tinggi.
Mungkin reporter/koorlip (koordinator liputan)/produser lupa bahwa CFD yang hanya berjalan satu hari tak bisa dipakai untuk melihat tingkat polusi dengan minimal dua alasan.
- CFD hanya ada di sebagian Jakarta, seperti Jl. Sudirman-Jl. Thamrin. Padahal Jakarta amat luas,
- CFD hanya terjadi satu hari dalam sepekan, itu pun hanya beberapa jam.
Padahal, polusi selama beberapa hari belakangan tentu masih menyisakan udara yang kotor. Jelas tidak mungkin, polusi hilang dalam sekejap berkat CFD sehari di satu-dua titik.
Jadi, pengukuran kualitas udara yang dilakukan secara asal-asalan, hasilnya pasti tidak valid dan sia-sia. Kalau mau hasil yang valid, seharusnya lakukan pengecekan kualitas udara minimal setelah satu pekan ketika work from home (WFH) sudah mulai berlaku dan uji emisi kendaraan sudah dilaksanakan di berbagai wilayah di Jakarta, bukan hanya di lokasi CFD spt Jl. Sudriman-Jl. Thamrin.
Seorang koorlip atau produser, seharusnya memahami persoalan sebelum membuat penugasan kepada reporter. Misalnya, berapa angka kualitas udara di seputar Jakarta, baik saat kondisi baik maupun sabaliknya.
Koorlip atau produser juga harus tahu, apa saja yang memengaruhi kualitas udara. Dengan begitu, dia paham apakah WFH akan berdampak besar untuk memperbaki kualitas udara.
Jangan lupa pula, pahami bahwa WFH tidak mungkin diberlakukan untuk rumah sakit, pemadam kebakaran, petugas kebersihan atau polisi dan satpam. Lalu, bagaimana pula dengan penyebab polusi udara di tempat makan pinggir jalan, rumah makan atau hotel?
Pertanyaan lain, apakah uji emisi sudah dijalankan di Jakarta? Dengan berbagai bekal pengetahuan seperti itu, reporter akan membuat liputan yang lebih dalam dan komprehensif. Ingat, Jakarta tidak seluas daun kelor, kakak.