Aplikasi Kecantikan di Medsos Bikin Penggunanya Mengalami Gangguan Psikologis

Seide.id - Aplikasi media sosial mendorong perfeksionisme dan merusak psikologi manusia, terutama yang memengaruhi remaja. Bahkan, aplikasi itu dapat mendorong mereka ke titik bunuh diri.

”Saya hanya benci filter mata biru ini! Seolah-olah jelek memiliki mata cokelat,” kata Berra Demir, seorang siswa berusia 19 tahun dari Istanbul, Turki.

Ia mengambil swafoto Instagram dengan salah satu filternya yang memberi efek kebiruan pada mata cokelatnya.

Ketika diminta memotret tanpa filter, ia mengaku kurang percaya diri akan penampilannya.

“Saya tidak menemukan diri saya yang normal cantik,” ujarnya.

Jawaban Demir mengungkapkan kompleksitas mendalam yang dihadapi banyak pria dan wanita secara umum saat ini.

Dalam periode “waktu layar” kami, kami mengekspresikan diri dengan gambar yang kami pasang di aplikasi media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat.

Namun, suntingan (edit) yang kita lakukan pada foto, dari mengubah corak wajah hingga warna mata, menggoda kita untuk menyembunyikan diri kita yang “normal”.

Pikirkan sedikit, berapa banyak filter yang dapat Anda hitung? Mata biru, hidung kecil, wajah berbentuk sempurna, tubuh lebih kurus, warna kulit lebih cerah, pipi merona, dan bahkan perubahan jenis kelamin. 
 
Selain itu, sekarang ada juga aplikasi yang hanya terdiri dari filter untuk membuat diri Anda menjadi kenyataan yang dibayangkan.
 
Sebuah studi yang dilakukan oleh City University, London, dengan 175 wanita muda dan orang non-biner di Inggris menunjukkan bahwa 90 persen dari mereka menggunakan filter atau mengedit foto mereka sebelum mengunggahnya. 
 
Mereka mengubah warna kulit mereka, membentuk kembali rahang atau hidung mereka, mencukur berat badan, mencerahkan. atau memutihkan kulit mereka atau memutihkan gigi mereka.
 
"Saya tidak berpikir itu mengejutkan bahwa begitu banyak orang menggunakannya," kata Demir sambil mulai mengedit hasil swafotonya, membentuk wajahnya dengan sebuah aplikasi bernama FaceTune.
 
Ia juga menyoroti bahwa gadis dan wanita muda berusaha menjadi diri mereka yang terbaik di media sosial karena mereka mengalami kepercayaan diri yang kurang dan takut dihakimi.
 
''Apakah Anda tidak melakukannya juga? Akui. Ketika Anda mengambil gambar, Anda meminta saya untuk menggunakan filter atau mengeditnya karena saya pandai dalam hal ini! Saya tahu apa yang orang inginkan,'' tuturnya.
 
Seperti yang dikemukakan oleh sebuah penelitian, banyak orang, terutama wanita muda, berusaha mencapai penampilan yang disetujui masyarakat dengan menggunakan filter dan tidak menghargai kecantikan alami mereka.
 
Generasi muda merasa memiliki harga diri yang rendah dan tidak puas dengan standar kecantikan yang diberlakukan pada mereka oleh filter media sosial.