Belajar Mengenal dan Memahami “Bencana Alam” – Menulis Kehidupan 75

Kejadian alam yang dirasakan dan dialami merugikan, bahkan merenggut nyawa manusia, sering diberi nama bencana alam. Bencana dianggap datang dari alam lingkungan.

Apakah benar alam lingkungan ini sumber bencana bagi manusia? Atau, justru manusia membuat bencana bagi alam dan kemudian menjadi bencana bagi kehidupan manusia?

Benarkah banjir, longsor, gempa bumi, badai topan, tsunami, cuaca ekstrem, polusi udara merupakan bencana dari alam lingkungan?
Merenungkan semua hal yang disebut bencana alam – force major, saya tuliskan sajak: Gugatan Alam Semesta.

Banjir melanda berbagai wilayah
Hujan angin masih terjadi
Gunung api bergilir erupsi
Gempa mengguncang kembali
menyebar keliling Tanah Air
Bencana alam terus terjadi
Korban harta benda
Manusia menderita hilang nyawa.

Di negeri lain pun terjadi
Bencana alam juga melanda
manusia tak berdaya
alami dahsyatnya alam
yang sering diabaikan
yang sering dirusak
yang dilumuri polusi
yang digunduli hutannya
yang dikoyak isi Bumi
yang diperebutkan pemilik modal
yang dibanjiri limbah industri
yang dicemari sampah plastik.

Berita bertubi bencana alam
Reaksi pribadi berbeda-beda
Mereka yang korban menderita
Yang luput dan selamat
Ada yang takut gentar
Ada yang sujud berdoa
Ada yang solider prihatin
Ada yang biasa saja
Ada yang berpesta pora
Ada yang berbisnis ria
Ada yang peduli menolong
Ada yang gunakan kesempatan
mencari keuntungan dari bencana.

Mendengar berita duka bertubi
Mengalami aneka bencana ini
Setiap pribadi digugat tanya
Siapakah aku di alam ini
Ke manakah aku berlindung
Di manakah aku berteduh
Kepada siapa kuberharap
Bagaimana bisa selamat
Apa arti hidupku ini.

Mengapa ada bencana bertubi
Siapakah pembuat bencana
Apakah Allah Maha marah
Ataukah alam ini jahat
Di manakah Sang Pencipta
Yang Maha Cinta
Yang Maha Melindungi
Yang Maha Penolong
Yang disembah dan diimani
Mengapa terjadi bencana di tanah ini

Ya Sang Empunya Semesta
Ketika alami kejadian dahsyat
Kami sebut bencana alam
Lebih gampang aku mencari kesalahan sesama
Lebih mudah menuduh alam
Lebih sering menggugat Engkau
ketika terjadi reaksi alam lingkungan
dan kehidupan kami terancam, sesama kami menderita dan banyak yang nyawanya direnggut.

Namun
Sangat jarang menanyakan diri
apalagi mempersalahkan pribadi dan komunitas manusia
Bahwa sekecil apa pun
ada salah kilaf dan dosa yang kami lakukan kepada alam lingkungan ini
Jarang aku berterima kasih kepada alam yang menjamin kehidupan kami
Jarang aku bersyukur kepada-Mu
Sang Maha Pencipta
Sering aku lalai menyapa alam
Malas dan sombong memperlakukan alam lingkungan dengan bijaksana dan bertanggung jawab
Ya Sang Maha Cinta
ajarlah diriku semakin bijaksana dan tahu berterima kasih atas alam lingkungan yang menjadi bukti kelestarian kasih sayang-Mu bagi kelangsungan hidup kami manusia
Ternyata semua kejadian alam adalah gugatan atas kesadaran dan kelakuan hidup kami manusia, yang tidak tahu berterima kasih dan bersyukur.