Bitcoin semakin menipis, orang berharap padanan atau ETF Bitcoin. Semacam emas derivatif yang dieprdagangkan. Tanpa fisik, tapi harga mengikuti ( Foto AI)
Persediaan Bitcoin/ BTC semakin menipis. Dari total persediaan sebanyak 21,000,000 BTC, koin ini tinggal 10% atau sekitar 21,000,000 keping. Meski tinggal sedikit, Bitcoin sepertinya jalan di tempat.
Sejak 2023, Bitcoin di berbagai bursa menunjukkan beberapa bulan di angka Rp 420,000,000, beberapa minggu sejak Desember hingga Januari nongkrong di angka Rp 620,000,00.
Banyak beredar ramalan para ahli kripto yang menyebut Bitcoin bisa mencapai Rp 1,2 miliar atau bahkan ( bermimpi) di angka Rp 4,2 miliar. Semua masuk akal, tapi sempai sekarang, ramalah tetap ramalan.
Orang kemudian memunculkan ide tentang ETF Bitcoin. Mahluk apa ini ?
ETF Bitcoin adalah dana yang diperdagangkan di bursa yang secara khusus melacak harga kripto dan memungkinkan para trader untuk mencoba memasuki pasar kripto tanpa secara langsung memiliki aset kripto.
Gampangnya, seperti jual beli emas derivatif. Trading emas derivatif adalah bentuk investasi di mana investor tidak benar-benar membeli atau memiliki emas fisik, tetapi mengambil posisi berdasarkan perubahan harga emas nantinya.
Saat ini, ETF Bitcoin belum disetujui di Amerika Serikat, tetapi sudah ada di Kanada dan beberapa negara Eropa. SEC (Komisi Sekuritas dan Bursa) AS sedang mengevaluasi lebih dari dua belas permohonan untuk meluncurkan ETF Bitcoin.
Mayoritas pemohon ETF spot Bitcoin telah memperbarui pengajuan mereka ke SEC, mengungkapkan biaya ETF mereka.
Grayscale telah mengumumkan biaya sebesar 1,5% untuk usulan peningkatan ETF Bitcoin. BlackRockmenetapkan biaya sebesar 0,3% untuk ETF Bitcoinnya. VanEck saat ini memiliki tingkat terendah di antara emiten yakni sebesar 0,25%. Sementara WisdomTree menentukan menetapkan biaya sedikit lebih tinggi sebesar 0,5% untuk ETF Bitcoin-nya. ARK21Shares telah mengurangi biayanya dari 0,8% menjadi 0,25% untuk meningkatkan daya saing. Bitwise baru saja memperbarui versi S-1 dari aplikasi ETF Bitcoin-nya, yang menampilkan biaya 0,24%
Jika ETF Bitcoin disetujui, hal ini dapat meningkatkan jumlah investor yang tertarik pada Bitcoin, karena ETF Bitcoin dapat dibeli melalui saluran investasi tradisional, dan juga memberikan rasa aman bagi investor institusional yang hanya dapat berinvestasi pada produk teretentu, meski tetap saja ada risiko berkaitan dengan Bitcoin dan aset kripto secara menyeluruh. Tak jauh dengan emas.
Bank raksasa global Standarad Chartered, menyatakan bahwa sekitar Rp 1,500 triliun uang masyarakat berpotensi mengalir ke ETF Bitcoin pada tahun 2024. Ini membuka jalan bagi Bitcoin untuk mencapai Rp 3,1 miliar pada akhir tahun 2025. Masih lama dan masih ramalan.
Mantan ketua SEC Jay Clayton setuju bahwa persetujuan ETF spot Bitcoin “tidak dapat dihindari” dan “dalam waktu dekat.”
Istilah tidak dapat dihindari adalaah sinyal untuk waspada bahwa dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, bisa saja ETF Bitcoin langsujg diumumkan disetujui. Saat itulah pasar yang akan menentukan apakah Bitcoin benar seperti emas atau jauh melebihi potensinya.