Bersyukur atas Nafas Kehidupan – Menulis Kehidupan 309

Foto : Mohamed Hassan/Pixabay

Salah satu tanda utama kehidupan adalah aktifitas bernafas. Nafas menjadi hal luar biasa, namun karena biasa dialami, maka sering disikapi biasa-biasa saja, bahkan biasa diabaikan. Nafas baru disadari penting luar biasa, ketika ada gangguan atau saat telah berhenti dan mati. Lalu, ditangisi.

Menyadari pengalaman sikap demikian, saya berusaha membuat refleksi dan kebiasaan bersyukur atas pernafasan, lalu menemukan rumusan doa; “terimakasih Ya Pencipta, alat pernafasan saya masih diizinkan berfungsi dan udara tidak kubayar. Syukur, saya bisa berterimaksih atas pernafasan dan kehidupanku ini”. Lalu, kutuliskan sajak:

Desah Sajak Pernafasan

Kutulis sajak pernafasan
mencatat tarikan hirup udara
melukiskan hembusan angin
melalui hidung dan mulut
yang membuat kumampu menulis
yang memungkinkan kudapat berpikir
Kesadaran akan makna nafas
bagi adanya jiwa raga
aku masih hidup dan ada
hadirnya utuh diri pribadi
laksanakan misteri Ilahi
ciptaan di atas bumi ini

Mencatat tarikan hirup udara
ada keajaiban kudapat
ada energi masuk diriku
ada kekuatan diterima
ada berkat rahmat diperoleh
ada pintu harapan terbentang
Agar
aku terus ada dan menjadi
aku bisa melangkah berziarah
mengikuti gerak irama waktu
melukis waran warni makna
memahat pernak pernik cinta
Pada wajah sesama saudara
Pada lembar kanvas semesta

Mencatat hembusan angin
yang keluar dari tubuhku
antarkan letih lesu beban
enyahkan khilaf salah dosa
hempaskan aneka problema
membuang rintangan tantangan
Bebaskan noda jiwa raga
Agar
badan bisa sehat berkarya
perasaan tenang terkendali
pikiran segar jernih beraksi
damai dalam relung hati
jiwa sanubari bening harmoni
Memilah memilih memutuskan
yang layak di hadapan sesama
yang pantas di tengah alam
yang berkenan pada Pencipta

Sajak pernafasan bermakna
kodrat hakiki dan asali
Tanda kehidupan setiap pribadi
digerakkan sumber energi kematian
Jembatan misteri Ilahi
awal dan akhir kodrati
hadirnya insani di bumi
Mengemban kreasi Sang Ilahi
untuk memberi dan membagi
makna kasih sayang sejati
Laksana cahaya mentari
bersinar menerangi alami ini
“Setiap pribadi Cahaya Ilahi
Setiap insan gambaran Pencipta”

Desah Sajak Pernafasan
terjadi dari hakekat asali
Namun
karena sering dianggap biasa
karena biasa dialami saja
karena kebanyakan jarang disadari
Maka
sepertinya biasa-biasa saja
bahkan tak begitu berarti
atau tidak ada maknanya

Desah Sajak Pernafasan
mencatat sebuah fakta
bahwa
hakekat makna bernafas manusia
Sering mulai diberi perhatian
saat ada kendala gangguan
Dan….
Sungguh digugat disadari
Sangat dibela dan direbut
saat gawat atau berhenti
Lalu
kehidupan raga ini berakhir
saat ajal menjemput jiwa
dan raga diam membisu

Terimakasih alat pernafasan
Terimakasih udara dan angin
Terimakasih aku masih bernafas
Terimakasih kusadari makna pernafasan
Terimakasih kubisa berterimakasih
Syukur ya Pencipta
saya boleh sadari pernafasan
saya bisa bersyukur terimakasih
karena masih bernafas
Dan
menulis desah Sajak Pernafasan