Agak kaget, ketika melihat Endi mulai merambah Dolanan Anak-anak dan muncul di berbagai televisi. Apalagi ketika melihat ia menerima Anugerah Kebudayaan dan Pengharagaan Maestro Seni Tradisi dan Presiden Jokowi.
Itu lompatan yang jauh dan mungkin Endi sudah menemukan dunianya. Dunia Dolanan anak-anak Indonesia yang jauh dari nilai komersiel, kecuali kecintaannya untuk melestarikan Dolanan anak Indonesia.
Untuk membantu, saya mengusulkan agar ia mulai menjajagi pengrajin mainan anak-anak khas Indonesia dan membelinya. Agar menarik, dibuat packing yang bagus dan dijual secara komersiel. Packing sedang kami kerjakan dan beberapa teman dan kenalan yang kami kirim gambar packing, sangat senang dan berharap bisa mendukung kegiatan Dolanan Anak Indonesa yang selama ini keluar dari uang Endi pribadi.
Rencananya, juga dibuat paket khusus buat sekolah untuk mengkoleksi buat ditaruh di pojok sekolah agar anak Indonesia bisa belajar dan memainkannya. Surat sudah dikirim ke berbagai sekolah di Indonesia dan mendapat sambutan hangat, hingga corona tiba dan menghentikan semua kegiatan Dolanan Anak Indonesia.
Di situ Endi mulai terpukul, hingga berbagai penyakit muncul dan mengakhiri semuanya. Ia tak bisa bergaul dengan anak-anak, tak bisa menyelamatkan dolanan anak Indonesia lain di luar sana yang konon jumlahnya masih ribuan.
Sepulang dari pemakaman Endi di Pondok Petir, saya sedih memikirkan kepergiannya sekaligus peninggalannya yang belum selesai. Siapa nanti yang akan meneruskan semua ini ?
Di halaman depan rumahnya, puluhan kentongan kecil di gantung dan berbagai alat permainan tradisional berserakan tak terurus di depan dan samping rumahnya. Seseorang harus menyelamatkan semua ini.
Pikiran saya berputar-putar. Mencari akal. Bagaimana caranya semua mainan tradisional anak Indonesia ini, dikirim ke surga, agar endi Aras bisa membangun Museum Anak-anak Indonesia di sana……….
mas soegeng
25.06.21