FTX merupakan bursa terbesara dunia kedua. Di saat kekayaan bursa ini bertambah, mereka mendirikan bursa dan perusahaan financial lain milik teman sekampus. Saat Alamadea tak bisa membayar hutang, dana dari FTX milik pelanggan disalurkan ke Alamadea. Di tengah kekacauan itu, peretas menguras dana di FTX dan Bursa Binanace tiba-tiba juga mengambil semua dana FTT di FTX. Sebuah kejatuhan yang sistematis.
Begitu CEO FTX Sam Bankman-Fried menyatakan perusahaannya bangkrut, karyawan kesal dan marah. Mereka melampiaskan kemarahan mereka ke media, mengingat mereka sudah tak bisa mengakses ke dompet dana mereka.
Salah satu eksekutif FTX yang tak disebut namanya sangat geram mengetahui Bursa Kripto FTX kehilangan miliar dolar uang pelanggan. Salah seorang salesman top yang mempertaruhkan semua dananya di FTX lenyap dalam semalam.
Hilangnya Dana Pelanggan
Pekerjaan yang diimpikan di bursa ini berubah menjadi mimpi buruk. Mulai keesokan harinya, begitu Sam menyatakan bangkrut, karyawan harus berada di rumah. Tak boleh masuk kerja.
Puluhan karyawan yang ditemui wartawan, termasuk mantan karyawan, kaget melihat penyalahgunaan dana pelanggan di FTX yang runtuh seketika, tanpa seoragn ahlipun mengetahui. FTX terlalu besar untuk berdiri terus.
Sebanyak 300 staf FTX kecewa karena tak bisa memanen hasil mereka di cryptocurrency terbesar kedua dunia, kini runtuh di hadapan mereka. Terlebih jika diingat, bos mereka, Sam Bankman, telah berjanji memberikan 1% dari dana bursa untuk karyawan serta dana amal. Tetapi begitu Sam muncul dengan pernyataan bangkrut, sendi tulang setiap karyawan melorot seketika seperti tak punya daya penyangga lagi.
FTX yang berbasis di Bahamas mengajukan kebangkrutan pada 11 November. Hanya empat hari setelah Bankman-Fried membuat tweet di twitter bahwa FTX “baik-baik saja”. Padahal, saat itu terjadi penarikan besar-besaran. Kepanikan investor terhadap bayang-bayang kepailitan sebuah cryotocurrency.
Gara Gara Alameda
CEO FTX, Sam sekarang menghadapi banyak pertanyaan penting, mengapa FTX nekad meminjamkan dana investor sebesar Rp 150 triliun ( $ 10 miliar) ke perdagangan afiliasi Penelitian Alameda.
Dalam sebuah wawancara, Sam justru pernah menyalahkan perempuan yang mengelola Alamadea sebagai penyebab kebangkrutan FTX. Alameda adalah perusahaan cryptocurrency yang merupakan sekumpulan mantan teman Sam semasa di kampus. Sam tak bisa menolah untuk bergabung dan ikut mendanai.
Saat Alameda diambang kekacauan financial, Sam terlalu berani mengambil dana investor di FTX, untuk dipinjamkan ke Alameda. Alameda tak bisa ditolong dan Sam kehilangan dana investor FTX. FTX, tak lama kemudian kekurangan likuiditasnya, ketika banyak orang mengabil dananya.
Para karyawan marah, sebab mereka sendiri bari tahu kebangkrutan perusahaan dari medsos. Mereka menjadi makin geram karena dana itu dipakai untuk dipinjamkan ke bursa lain meski satu organisasi, namun menyebabkan FTX jatuh.
CEO Terpuruk Sendirian
Bankman kemudian meminta maaf kepada karyawan dalam pesan singkatnya pada larut malam. “Saya benar-benar mengerti bahwa ini adalah waktu yang sulit bagi kalian semua,” tulisnya. Dalam email 15 November, Bankman menyebut, “Selama kecelakaan itu, banyak komunikasi internal saya bocor ke Twitter, membuat saya sulit untuk mengatasi seluruh perusahaan dengan informasi yang belum siap untuk disampaikan ke umum.”
Informasi lain menyebut, sebelum FTX jatuh, sudah banya karyawan mengetahui dari aliran dana keluar masuk di bursa. Beberapa orang yang tak tahan melihat itu, mengundurkan diri dengan diam-diam. Yang mengetahu belakangan dari orang lain atau medsos terguncang. Mereka taidak percaya, bos mereka Sam yang biasa membantu bursa kripto yang sedang kolapse, kini tak bisa membantu dirinya sendiri.
Kini nasibnya sama dengan para karyawan FTX yang tak bisa membantu dirinya sendiri, untuk mengatasi kebutuhan ekonomi keluarga. Semua dana mereka sudah ditanam di FTX , dan sekarang tak bisa ditarik.
Benar kata pepatah” Not Your Keys Not Your Coins”. Jika anda tak memiliki kunci sendiri dan masih ada orang lain yang memegang, maka itu bukan koin milik anda meski itu harta anda yang anda investasikan di bursa orang lain.
Terlalu Dieksploitasi
Sejak FTX pindah ke Bahama dari Hongong tahun kemarin, tiba-tiba menciptakan gaya yang nyaman bagi karyawan. Perusahaan menghabiskan Rp 10 miliar untuk melayani kantor pusat sereta jutaan dolar untuk perumahan eksekutif yang terletak di tepi pantai ekslusif. Lalu lintas dari perumahan mewah ke kantor menggunakan mobil mewah semacam BMW. Karyawan menggunakan Toyota dan Honda terbaru.
Bersenang-senang adalah bagian pekerjaan dari platform yang sedang naik daun ini Karyawan Bahana juga dipekerjakan dan mereka membeli ekuitas FTX. Saat tahu perusahaan bangkrut dan uang tak bisa diambil, orang-orang lokal segera pergi ke New York atau Hongkong untuk memperoleh penghasilan.
Kini Sam bersama penggantinya dan beberapa orang sibuk mengembalikan dana investor yang masih bisa dikais dari bursa FTX yang dieksploitasi oleh pemiliknya, peretas dan orang dalam sendiri karena terlalu memanjakan bursa sampingan milik teman kampus dan kekasihnya bernama Alameda
Dari Berbagai Sumber