Marketplace di Indonesia berguguran, tumbang satu persatu, tak mampu melawan persaingan yang semakin memanjakan konsumennya.
Bisnis online konon tak ada matinya. Pameo ini secara otomatis dibantah oleh sebuah kenyataan pahit. Banyak marketplace atau TokoOnline di Indonesia, jatuh satu persatu. Terakhir dan cukup besara adalah TokoOnline bernama JD.ID. Di laman web toko online ini disebutkan, perusahaan akan menghentikan layanan pesanan pada 15 Februari 2023.
Kabarnya, JD.ID akan fokus pada pengembangan jaringan pasok lintas negara. Mereka memiliki logistik dan pergudangan sebagai bisnis intinya.
Tak hanya JD.ID yang akhirnya tumbang. Beberapa toko online bermodal besar, tak kuat berkompetisi, meski dengan menggelontorkan dana segar setiap saat. Bahkan, perusahaan bentukan luar negeripun tak tahan dengan persaingan di sini. Mereka memilih menutup usahanya, daripada membakar uang terus-menerus.
Telkom, misalnya, pernah membuat toko online plasa.com. Nama toko ini diubah menjadi Blanja.com saat Telkom mencari mitra dari raksasa iklan baris dari Amerika Serika, eBay. Namun tahun lalu, 1 September 2020, blanja.com tutup toko. Tak ada penjelasan mengapa tutup.
XL Axiata juga patungan dengan perusahaan Korea Selatan, SK Planet membuat Elevenia. Ini toko online B2B. Baru 4 tahun, XL mengumumkan akan menjual perusahaan pada perusahaan miik Grup Salim. Namun kemudian Elevenia memilih tutup usaha selamanya.
Qlapa merupakan toko online khusus yang fokus pada penjualan karya seni dan cenderamata. Tujuannya bagus, pemberdayaan pada perajin lokal dan UKM Indonesia. Namun setelah 4 tahun, penjualan tidak menggembirakan dan Qlapa memutuskan undur diri dari pelanggan.
Sebuah merk dan perusahaan besar asal Jepang, Rakuten, masuk Indonesia mengajak MNC Group bekerjasama. Usai 5 tahun beroperasi, Rakuten mundur dari usaha patungan dengan alasan tidak sesuai dengan konsep awal yang telah disepakati.
Indosat juga pernah memiliki marketplace Cipika. Perusahaan ini fokus pada penjualan elektronik dan makanan. Hanya dalam waktu 3 tahun, Cipika tumbang. perkembangan bisnis tokoonlie mereka dinilai lambat.
Nasib serupa dialami Multiply, MatahariMall.com, Tokobagus dan terakhir JD.ID. Khusus untuk Tokobagus, sebenarnya menjadi toko online cukup besar dan laris. Perusahaan asing, Nasper membeli Tokobagus dan mengganti menjadi OLX. Brand ini sudah beroperasi di berbagai negara. Sayang, OXL tak mampu bersaing dengan Tokopedia, bukalapak maupun Blibli. OLX mengubah fokus bisnisnya ke jual beli mobil bekas. Sementara OLX Properti berganti menjadi Lamudi.
Tokopedia, saat ini masih berjaya. Ini toko online atau marketplace yang tidak hanya melayani jual berbagai barang, makanan dan minuman. Tokopedia seperti masakan gado-gado. Apa saja disediakan di piring mereka. Bayar apa saja dengan sistim bayar dari cicilan sampai COD dan tunai. Sampai konsumen Indonesia, nanti beralih ke toko online yang mampu memenuhi keinginan mereka.
: Kita Harus Membanjiri Marketplace