Jika kita senantiasa HADIR dengan HATI, niscaya lahirlah SUKACITA.
Terlintas juga impian jadi anak orang kaya. Memiliki semuanya. Namun, di saat melihat perjuangan serta kerja keras bapak simbok untuk membahagiakanku dan kakakku, akhirnya membuatku berhenti untuk menghayalkan hal-hal yang sulit menjadi kenyataan seperti itu. Karena nyatanya adalah aku terlahir dari keluarga yang sederhana
Orang tuaku memang tidak kaya, sedikit saja memiliki harta. Sepedapun tak punya apalagi mobil mewah. Apapun yg aku minta hampir tak pernah diberikan. Tapi aku tahu dan akhirnya sadar, bahwa semua itu bukan krn orang tua tak menyayangku, akan tetapi mereka memang tidak memiliki banyak uang untuk memenuhi apa yang ku minta.
Pelan tapi pasti, saya tumbuh menjadi pribadi yang bukan penuntut dan…. mudah merasa bahagia….
Kemarin malam, sekira jam 20.00 saya membaringkan diri oleh rasa kantuk yang luar biasa. Sejenak saya sempatkan membaca WA, respons tulisanki di senja hari. Ada satu yang sangat menarik dan yang membuat saya merasa bahagia:
Opa …… ( begitu saya disapa oleh pembaca tulisanku yang satu ini).
Sementara saya belum selesai membaca WA Natal dari handai taulan, Opa tetap punya waktu untuk menulis dan mengirim refleksi di senja ini…. Kapan nulisnya?
Saya kaget tetapi juga hepi… dengan pernyataannya itu. Dia HADIR dengan HATI nya ketika membaca tulisanku.
Dua hal itu yang saya pelajari dari Keluarga Kudus Nazareth. HADIR dengan HATI.
Jika itu yang terjadi, Hadir dengan Hati, dalam keluarga ataupun dimana kita, akan selalu membawa sukacita . Selamat Pesta Keluarga.
Salam sehat dan siaga berbagi cahaya.
Penulis: Jlitheng