Siapa bilang ikhlas itu sulit?
Emang udah nyoba? Udah buktiin?
Di mana sulitnya?
Ah, hanya dengar cerita.
Konon, katanya, kabar burung …
Jangan mudah percaya omongan orang. Jangan gegara yang bicara orang terhormat, berpengalaman, cerdik pandai, atau piawai keilmuannya.
Lebih baik direnungkan.
Diresapi.
Lalu dijalani
Tak perlu teori berbelit.
Bertele-tele.
Pusing sendiri.
Ujung-ujungnya ngeluh.
Nyerah.
Coba amati pohon itu tak pernah komplain, ketika dilukai. Buahnya dirontokin atau dipanen, tak pernah marah, apalagi mendendam.
Beda dengan kita yang mudah terusik, reaktif, temperamental, & mudah tersulut emosi.
Kalau kejahatan dibalas kejahatan, apa bedanya kita dengan si jahat? Balas dendam itu tak selesaikan masalah.
Dijahati dibalas kasih itu putusin mata rantai dendam. Kasih itu sabar, lemah lembut, murah hati, & ikhlas.
Kita diajak untuk jalani hidup secara ikhlas seperti pohon. Hidup hanya untuk memberi, karena kita telah diberi yang Ilahi.
Ikhlas itu sebatas tarikan nafas. Ketika ada nafas yang tersengal, nyesek, atau sakit berarti kita paksain kehendak sendiri.
Coba, tarik nafas lalu hembuskan. Ulangi lagi. Lakukan dengan normal. Dada berasa nyaman & damai. Itulah nafas yang ikhlas.