Tak ada yang tahu, sedang melakukan apa Jokowi dengan negeri ini menjelang Pemilu. Sepertinya, ia sedang memainkan catur untuk republik ini, Entah demi kebaikan keluarganya, entah demi bangsa ini. Jawabannya nanti. Terlalu dini untuk menilai tanda-tanda yang dilemparkan Jokowi
Saat Jokowi menjadi walikota Surakarta ( Solo), beliau meminta kepada anak-anaknya untuk tidak terlibat urusan pemerintahan. Tidak boleh ikut tender atau penawaran proyek yang ada di Solo, meski Jokowi tahu anak-anaknya memiliii bisnis yang bisa memperoleh uang di Pemda Solo.
Begitu juga saat Jokowi menjadi Gubernur DKI lalu naik menjadi Presiden RI. Anak-anaknya dilarang masuk istana menjajakan proyek, meski hal itu mudah dan banyak dilakukan para keluaraga presiden sebelumnya. Tetapi keinginan Jokowi, ya itu: Jangan campurkan urusan bisnis keluarga dengan urusan pemerintah. Intinya tegas: Jangan cari proyek di pemerintahan. Semua anak dan keluarga Jokowi patuh. Mereka mengemebangkan bisnis sendiri dan berhasil.
Dinasti Keluarga
Soal politik, sama saja. Jokowi menekankan anak dan keluarganya untuk tidak terlibat politik. Mereka nurut. Sata ditanya wartawan apakah Gibran dan Kaesang tidak tertarik di politik ? Jawabn Gibran : Enakan bisnis martabak dan kuliner. Begitu juga jawaban Kaesang. Politik itu ruwet. Gak seperti pisang greng atau service hape. Toko service hape Kaesang ada di mana-mana. Sukses luar biasa.
Hal-hal ini yang dipertahankan keluarga ini hingga 2 kali kekuasaan presiden Jokowi yang sibuk membangun Indonesia dengan berbagai fasilitas untuk rakyat, demi. Semua tahu itu.
Tiba-tiba masyarakat dikejutkan ketika Gibran Rakabumi Raka ikut pemilihan Walikota Surakarta dan menang. Menantunya di Medan, Bobby Nasution menjadi Walikota Medan. Tiba-tiba pula, adik Jokowi menikah dengan Anwar Nasution yang dikenal sebagai Ketua Mahkamah Konstitussi ( MK). Masyarakat semakin terkejut tatkala Kaesang mendadak menjadi Ketua PSI menggantikan Grace Natali yang cantaik dan pintar itu. Terakhir adalah Gibran yang mencalonkan diri sebagai Cawapres Prabowo, serta keluarnya keputusan MK bahwa usia Capres Cawapres tahun 2024, adalah usia 40 tahun atau pernah berpengalaman di pemerintahan.
Lengkap sudah komposisi keluarga Jokowi masuk politik dan terlibat
dalam urusan pemerintahan. Lengkap sudah sebuah dinasi kekuasaan yang sedang dibangun cukup strategis.
Namun menjadi pertanyaan banyak orang: Apakah ini benar Jokowi yang kita kenal selama ini ? Rasanya tidak.
Ada beberapa analisa mengapa kejadian-kejadian aneh ini menimpa Jokowi dan keluarga yang bisanya andap asor ( rendah hati), tenang, diam dan tidak pernah melakukan sesuatu yang terlihat gila kekuasaan dan serakah.
Analisa Masa Depan
Pertama- seperti yang banyak dituduhkan orang-, Jokowi haus kekuasaan, dengan mendirikan dinasti atau Jokowi Corporate. Semua tim inti dikerahkan untuk menguasai Pemilu 2024. . Kaesang dijejalkan ke PSI untuk menjadi Ketua PSI untuk menjaring suara kaum muda. Gibran dititipkan ke Prabowo untuk menjadikan keluarganya masuk jajaran kekuasaan yang diimpikan Prabowo. Dan jangan lupa, Jokowi pula meski PDI-P dan Ganjar merasa ditinggalkan Jokowi, tapi Jokowilah yang mendudukkan Ganjar sebagai pillihan Capres utama. Persoalannya, kenapa haus kekuasaan justru sekarang. Tidak saat 5 tahun lalu dimana Jokowi memiliki kekuasan mutlak di republik ini. Kayaknya gak Jokowi banget bermain seperti ini.
Jokowi sepertinya terlalu khawatir, jangan sampai Presiden berikutnya, jatuh di tangan yang salah. Jangan sampai Indonesia berada di tangan presiden yang salah dalam Pemilu 2024 yang strategis ini.
Kedua, strategi kesinambungan pemerintahan.
Ingat 3 bulan lalu, saat Jokowi banyak mengundang orang-orang khusus di Istana; Ganjar, Prabowo, Mantan Gubernur DKI, Suryapaloh serta beberapa tokoh. Jokowi juga mengundang 3 konstestan Pemilu untuk makan bersama di Istana. Pasti ada pembicaraan tentang Pemilu, tentang Indonesia masa depan. Jokowi sedang menyebarkan sanepo atau tanda-tanda yang layak dipahami masyarakat, yang baru nanti bisa dilihat masyarakat.
Capres Pilihan Jokowi
Liha saja, kelakuan Jokowi yang membawa Ganjar dan Prabowo kemana-mana yang bisa kita saksikan di televisi. Semua kejadian yang dilakukan Jokowi merupakan tanda-tanda dua pemimpin yang digadang-gadang Jokowi untuk meneruskan pemerintahan ini. Jokowi tak ingin Indonesia dipimpin orang yang salah yang tidak becus saat diberi kepercayaan sebagai menteri atau sebagai Gubernur Ibukota.
Jokowi sedang menunjukkan kepada masyarakat, pilihlah dua pemimpin itu yang lebih baik dari yang ada, untuk Indonesia di masa depan.
Jadi, apakah Jokowi sedang bermain untuk keluarganya atau ini permainan seorang Jokowi untuk bangsa ini. Jokowi sedang bermain stratgi di papana catur dan tak seorangpun tahu ke mana langkah-langkah Jokowi berikutnya…
Presiden Jokowi Tegaskan Komitmen Pemerintah Terhadap Keberlanjutan Pembangunan IKN