Seide.id -Pengalaman adalah guru yang baik. Maka belajar dari pengalaman yang lalu mending jangan Ahok lagi yang jadi Gubernur? Maksudnya, supaya tidak ada lagi keluhan, “Gak kebagian apa-apa karena semua sudah dikunci sama Ahok.”
Begitu ya.. Jadi enaknya bagaimana?
Kalau soal inovasi, Ahok memang diakui sih.. Masalahnya, Ahok itu kelewat jujur, rajin dan perduli pada warga. Waktu jadi Gubernur, ini sebagian hal yang Basuki Tjahaja Purnama- Ahok lakukan.
Selamat datang warga
Pintu Balai Kota dibuka. Warga dipersilahkan untuk membawa persoalan mereka langsung kepada Gubernur. Warga berjubel mengadu. Satu-satu dibereskan. Membuka pintu bagi warga adalah inovasi yang sangat berani karena tidak ada hal yang tidak ‘telanjang‘ mengingat semua disaksikan langsung oleh warga dan media. Alhasil, Pemprov tdak bisa main- main –selain kesal dalam hati.
Perencanaan, Anggaran
Biaya disisir satu persatu.
Anggaran yang tidak masuk akal, ditolak.
Masih ingat keributan di rapat DPRD tahun 2015? Waktu itu Ahok menolak anggaran Siluman untuk pembelian power suply/ UPS Rp 12,1 triliun. Penolakan ini membuat Ahok dimaki “Anjing.” Ahok jawab, “Saya memang anjing yang menjaga asset majikan saya, warga Jakarta agar tidak dicuri maling.”
Ahok tidak mau kompromi dengan penyelewengan. Dia lapor KPK.
Ahok maunya serba Bersih, Transparan dan Profesional, (BTP).
E budgeting sistim, gagasan Ahok. Tujuannya untuk mencegah maling uang rakyat. Sejumlah penghargaan sebagai terbaik di Indonesia Ahok terima untuk inovasinya dalam perencanaan penganggaran dengn e-budgeting, e-planning, e-musrenbang, dan e-komponen. Di antaranya dari Bappenas, juga pengakuan dari KPK yang minta agar sistim diterapkan di daerah lain, (2017).
Dipastikan, Ahok akan aktifkan lagi e budgeting, e katalog dan semua yang serba e sampai ke sistim parkir. – Termasuk menerapkan sistim cashless atau non tunaii.
Transparansi dan masyarakat
Soal keterbukaan, Ahok bukan saja mengajak media menyaksikan saat e-bugdeting diisi, juga masyarakat. Apa tidak ‘mules’ kalau ingat ini?
Ahok ajak masyarakat terlibat untuk memantau anggaran sejak masih dlm tahap perencanaan, diunggah di situs apbd.jakarta.go.id. Setiap tahun berbagai anggaran aneh terungkap. Sebut saja anggaran ratusan juta rupiah untuk revitalisasi kolam air mancur di Gedung DPRD DKI Jakarta yang 2 tahun berturut – turut, 2017 dan 2018 masuk perencanaan. Anggaran itu dicoret dua kali selama pembahasan karena derasnya protes warga. Dan itu baru satu. Beberapa program lain yang anggarannya tak wajar juga viral, akhirnya dibatalkan.
Harus diapakan Ahok ini?
Meski sudah dicap pelit, tapi Ahok bilang, “Saya tidak akan tega makan duit rakyat seperti itu. Sekalipun bukan saya yang makan. Saya disumpah untuk mempertahankan uang rakyat masuk ke sini. Kalau saya harus terjungkal, tidak jadi gubernur pun saya puas. Dalam hidup saya, saya tidak menghancurkan nurani saya.”
Disebut, tidak bisa harmoni karena tidak mau ikut bermain senada dalam hal tidak benar, buat Ahok juga tidak masalah. Yang penting uang rakyat selamat.
Tapi buat yang lain kan masalah. Meski ini baru sebagian hal, bisa- bisa mereka mengeluh lagi karena “Tidak kebagian apa-apa.”
Sekali lagi, sebaiknya diapakan ya Ahok ini ?
(ricke senduk)
Benarkah Anies Dijegal Mulyono?
Wapres Perempuan Pertama AS, Kamala Harris, Sosok Yang Mengguncang Dunia