Suami nganggur. Istri yang bekerja. Lalu suami diam-dian ambil uang usaha istri padahal itu untuk masa depan anak-anak
Bukannya sadar, dia malah main judi , main perempuan, jarang pulang dan mabuk-mabukan.
Isrtri minta cerai. Dikabulkan pengadilan. Suami naik banding, kalah lagi untuk yang kedua kalinya. Lalu dia naik lagi.. kasasi dan polisikan istri karena KDRT psikis.
Istri ini bingung dan menangis terisak-isak. Dia dituntut satu tahun penjara karena memarahi suaminya yang jarang pulang, main judi, main perempuan dan mabuk-mabukan.
Kasus ini telah diambil alih oleh Kejaksaan Agung karena berdasarkan eksaminasi ditemukan sejumlah pelanggaran.
Sementara, tiga orang penyidik kini diperiksa oleh Propam Jawa Barat.
Sebagai pribadi, saya mengucapkan terima kasih atas kepekaan dan nurani yang dimiliki oleh para pejabat ini.
Bisa Berpikir atau Tidak?
Tapi jika masih saja ada yang mengatakan suami mabuk diomelin, dan menganggap karenanya istri ini pantas dibui, maka saya ingin mengatakan,
“Jangan mentang-mentang merasa diri laki-laki, seorang suami maka Anda bisa dengan seenaknya bicara seperti itu di media sosial.”
Ketahuilah, status saya adalah perempuan. Seorang istri. Ibu dari dua orang anak yang semuanya laki laki dan nenek dari empat orang cucu yang semuanya juga laki-laki, tapi saya tidak akan membenarkan ucapan tersebut.
Jika karena memarahi suaminya yang suka main judi, sering tidak pulang , main perempuan , pulangnya mabuk, maka isteri tersebut salah, layak dipenjarakan, maka Anda :
Melecehkan peran istri -perempuan.
Apa istri tersebut harus tutup mulut, duduk manis, mijitin, mengambilkan air jeruk. Menyediakan celana dalam baru karena dia habis pulang main perempuan. Mengisikan dompetnya yang kosong karena dia kalah main judi ? Kasihan sekali Anda ini.
Merampas hak anak untuk dilindungi
Anak harus dilindungi supaya tidak mencontoh perbuatan ayahnya (orang tuanya).
Tidak boleh memarahi suami, maka Anda merampas hak anak untuk dilindungi dari prilaku buruk di sekelilingnya.
Mau jadi apa generasi ini jika main perempuan, judi, mabuk-mabukan dianggap benar ?
Ibu tidak akan bisa melarang anak-anaknya karena anak-anak akan menjawab,
“Bapak juga mabok-mabokan.. Main perempuan.. Main judi, kog Ibu gak marah?”
Anak-anak kemudian akan mencium lem.. Minum vodka oplosan..teler.
Main perempuan, terkena penyakit.
Main judi, ngabisin banda orang tua.
Babak berikutnya, mereka akan mencuri, menodong untuk memenuhi hal tidak benar dan di penjarakan.
Memarahi tujuanya antara lain supaya anak bisa membedakan batasan, mana hal benar dan mana hal yang tidak benar.
Betapa jongkoknya moral Anda jika tidak bisa membedakan mana perbuatan yang salah dan mana yang benar?
Jangan lecehkan perempuan dan jangan merusak generasi muda karena mereka adalah penerus dan kekuatan bangsa ini
Mau jadi apa generasi muda ini jika memarahi suami yang mabuk-mabukan. Main judi. Jarang pulang dan main perempuan, dianggap benar, pak..?
ricke senduk
(Istri, ibu, nenek dari anak dan cucu yang semuamya laki-laki)
#Saya bersama Valencya