Kenali 8 Penyebab Perdarahan Persalinan

Seide.id – Bila tak segera tertangani, taruhannya nyawa si ibu. Meski peluang kejadiannya dapat diminimalisir dengan antenatal care atau perawatan selama masa kehamilan dengan baik.

Tak bisa dipungkiri kejadian-kejadian tragis persalinan umumnya tak jauh beranjak dari soal perdarahan. Terutama perdarahan postpartum atau pascamelahirkan yang memang merupakan  salah satu penyebab utama kematian ibu bersalin.

Seorang ibu bersalin dikatakan mengalami perdarahan bila darah yang yang dikeluarkannya lebih dari 500 mililiter selama 24 jam pertama. Sementara normalnya rata-rata antara 200-500 ml.

Secara garis besar, perdarahan postpartum dibedakan menjadi dua. Yakni perdarahan postpartum primer atau early postpartum hemorrhage yang terjadi dalam kurun waktu 1×24 jam pertama setelah bayi lahir.

Serta late postpartum hemorrage yang biasanya terjadi pada hari ke 5-15 setelah melahirkan, atau malah bisa lebih dari kurun waktu tersebut.

Itulah mengapa, 2 jam setelah persalinan normal dan 8 jam pascamelahirkan sesar, ibu melahirkan akan ditempatkan dekat ruang bersalin agar benar-benar bisa dievaluasi detik demi detik, sebelum dibawa ke ruang pemulihan.

Karena apa pun penyebab perdarahan postpartum primer biasanya akan menyebabkan perdarahan hebat yang sangat mungkin menjadi penyebab kematian. Jadi, sama sekali tak benar jika ada anggapan miring bahwa itu merupakan strategi RS mengulur-ulur waktu agar pasien bisa dikenakan biaya perawatan lebih tinggi.

Ragam Penyebab Perdarahan Postpartum:

 1.Hipotoni dan Atonia Uteri

Yakni bila kontraksi uterus/rahim setelah bayi dan plasenta dilahirkan kurang kuat atau malah tidak ada sama sekali. Padahal seharusnya kontraksi cukup kuat untuk membuat rahim menguncup dengan sendirinya mengarah ke bentuk semula.

Mengapa? Karena pembuluh darah plasenta berada di antara otot rahim. Jadi, begitu otot rahim berkontraksi, pembuluh darah pun akan terjepit hingga perdarahan juga akan langsung berhenti.

2. Anemia

Kondisi kurangnya sel darah merah yang antara lain ditandai dengan rendahnya kadar Hb/hemoglobin ini, membuat proses oksigenasi ke rahim jadi tak lancar. Padahal kadar Hb inilah yang menentukan jumlah oksigen yang diangkut oleh darah.

Pada ibu hamil yang anemia dengan kadar Hb di bawah 10, contohnya, risiko terjadi perdarahan akibat hipotoni ataupun atonia besar sekali, sekitar 20-25 persen. Celakanya, makin parah perdarahan, kadar Hb pun kian anjlok.

Padahal untuk membuat rahim berkontraksi dibutuhkan kecukupan energi dan oksigen yang dsuplai oleh darah. Sementara makin tipis suplai pasokan energi, kemampuan kontraksi makin rendah.

3. Perlukaan Jalan lahir

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.