Seide.id. Di tengah perayaan HUT Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, geger Kraton Kasepuhan Cirebon kembali mencuat. Kejadian ini untuk kesekian kalinya. Sekelompok orang berasal dari Santana Kasultanan Cirebon, menyegel pintu gerbang Kraton dan memasang spanduk bertuliskan Segel.
Aksi penyegekan ini tak didiamkan pihak Kraton. Tak terima Kraton diperlakukan seperti itu, segel itu diturunkan dan dijaga beberapa orang. Sementara sebagai bukti, gembok dibiarkan tergantung di daun pintu gerbang.
Melihat ini, Ketua Buhun Santara Kesultanan Cirebon, Pangeran Heru Rusyami Arianatareja menegaskan keraton disegel untuk dibenahi. Pria yang disapa dengan julukan Pangeran Kuda Putih ini menyakan bahwa penyegelan dan pengembokan gerbang Keraton Kasepuhan Cirebon sebagai bentuk menyatakan aspirasi.
Heru meminta agar aktivitas dan satus sultan di Keraton Kasepuhan Cirebon dibekukan dan tidak ada kegiatan apapun. Menurutnya, keluarga yang menduduki tahta saat ini, bukan bagian dari pewaris. “ Jangan bilang lantas saya menghendaki. Saya tak pernah menyebut berhak menjadi sultan. Saya hanya ingin semua ini dirapikan,” paparnya kepada Bravo8news.
Sumber lain menyebut, Heru mengklaim bahwa Santana Kesulanan Cirebon sebagai keluarga atau turunan dari Sunang Gunung Jati yang syah. Menurut catata Seide, polemik antara Santana Kesultanan Cirebon dengan Keraton Kasepuhan ini sudah terjadi beberapa kali. Pihak Keraton Kasepuhan curiga, pihak Heru ingin merebut tahta mereka.
Tak hanya Kraton Cirebon, beberapa kraton lain yang saat ini masih hidup, sering terjadi perselihan dan saling menghkalim hak waris. (ms/*)