Foto: Suara/PikiranRakyat/Banjarmasin
Meski Indra Kenz ( Kesuma) ditahan, dan kemungkinan uang hasil judi Binomo dirampas, dia masih kaya raya. Masih menjadi sultan. Sultan Kripto Artis Indonesia. Melalui token yang dia bikin, MarketCap Botxcoin kini mencapai Rp 6,103,712,280,602 ( Baca: Enam Triliun Lebih). Dengan uang segini, ia bisa membuat istana di penjara.
Botxcoin tercatat sebagai token kripto pertama yang dibuat kaum selebiriti. Setelah itu, muncul Raffi Akhmad dengan BC Gamesnya, Anang Ashanti dengan Asix, Lesti dan Rizki Billiar membuat Leslar, dan Werda Mansyur dengan token Icoinnya.
Cari Dana Lewat ICO atau Presale
Mereka semua telah melakukan ICO ( Initial Coin Offering) atau presale yang menjaring uang masyarakat. Berapa banyak, tak ada data. Saat presale, Werda Mansyur mengaku menjual 28 juta token icoin saat presale. Jika saat pembukaan Icoin dijual Rp 230, maka saat presale saja, Icoin bisa mengumpulkan Rp 6 miliar. Anang pasti bisa berlipat dari Werda yang belum populer.
Kala presale, Asix yang dihadiri para artis yang membeli miliaran rupiah, hasil yang dikumpulkan paling tidak Rp 10 – Rp 20 miliar. Belum dari yang lain, termasuk token IDM untuk Koperasi dan UMKM , Kunci, yang saat presale semua mengaku tokennya ludes dalam beberapa menit dan meraih uang miliaran.
Tak banyak selebiriti yang mengumumkan hasil presale proyek tokennya. Seharusnya uang yang dikumpulkan dari masyarakat disampaikan ke masyarakat. Investor juga berhak tahu sebab itu investasi mereka.
Sementara dari CoinMarketcap mencatat, saat ini, Market Cap Asix mencapai Rp 339,194,979,450 ( Baca: 339 Miliar lebih). BotX Rp 6 triliun. Icoin, BC Gamer, Leslar dan token artis lain belum terdata. Pada halaman CoinMarketCap beberapa token buatan artis Indonesia tidak ada datanya alias kosong.
Seriuskah mereka agar dipercaya investor ? Atau sekedar meraup uang investor lalu mendiamkan saja proyeknya ? Padahal, inti bisnis kripto saat melakukan ICO atau Presale itu untuk mengumpulkan dana buat modal. Yakni meningkatkan utiliti proyeknya untuk keuntungan investor.
Mestinya data harus disupplai ke pasar atau media kripto oleh developer proyek untuk memberi pertanggungjawaban, sekaligus menarik minat investor lain.
Tak lama lagi, kripto artis lain akan bermunculan. Bahkan seorang seperti Angel Helga saja yang saya yakin gak paham cryptociurrency, juga akan masuk dunia kripto dengan melemparkan uang kripto dengan cap Angel. Enam artis lain sedang bersiap-siap.
Perdagangan Setengah Liar
Semua pengawasan perdagangan uang kripto, seharusnya diatur dan diawasi oleh Bappebti. Tidak bisa setiap orang bikin uang kripto, dapat duit lalu bikin investor rugi. Dan kenyataannya, 98% seperti itu. Lihat saja investor di medsos yang teriak rugi karena membeli kripto artis yang usah presale tak melakukan apa-apa sehingga nilanya menyusut terus.
Bappebti punya aturan bahwa mata uang kripto yang diperdagangkan di Indonesia – resminya hanya sebanyak 229 buah dan harus masuk market dunia di bawah ranking 500. Namun Asix dan yang berada di ranking 3,653 sudah bisa dijual di Indodax. Bappebti diam saja.
Begitu juga aturan bahwa Bursa Kripto tak boleh menjual token atau koin buatannya sendiri, namun Indodax dan TokoCrypto melakukan dan bebas dari pengawasan atau teguran. Pasasr begini sudah seperti perdagangan setengah liar.
Pertanyaan paling penting, jika pembuat token atau koin yang sudah meraih uang dari masyarakat lalu dibawa kabur, siapa yang tanggung jawab ? Apakah Bappebti mau tanggungjawab ? Apakah Pemerintah mau mengembalikan uang masyarakat ?
Selagi belum terjadi dan terlambat, sebaiknya pemerintah segera bertindak mengatur perdagangan uang kripto ini dengan ketat danserius. Ini melibatkan uang masyarakat yang sangat besar.
Siapa Bertanggung Jawab
Sepanjang tahun 2021 saja, peredaran uang kripto di Indonesia mencapai Rp 859,4 triliun atau rata-rata Rp 2,35 triliun per hari. Ini yang menggiurkan siapa saja yang dengan seenaknya mengeruk uang masyarakat dari membuat uang kripto yang beayanya murah dan dilakukan dengan mudah di tengah pengetahuan masyarakat investor Indonesia yang masih miskin dan rendah.
Pemerintah mestinya segera membenahi semua perdagangan kripto dari pembuat uang kripto termasuk bursa kripto yang sepertinya dibiarkan berdagang bebas, tanpa memperhatikan nilai dari uang kripto itu sendiri.
Buat aturan bahwa semua uang yang masuk dari masyarakata ke bursa atau developer uang kripto mestinya dilakukan semacam clearing. Minimal disimpan atau dititipkan ke pemerintah sebanyak 70% hingga 80%. Ketika bursa atau pembuat uang kripto nakal, masih banyak yang bisa diselamatkan dan dikembalikan pada mayarakat.
Kalau tidak, sebenar lagi akan lebih banyak orang membuat uang kripto dengan beaya tak semurah Rp 2 sampai Rp 5 miliar, kemudian mengeruk uang triliunan dari investor dan pesta pun dimulai, ditotnon masyarakat kripto yang belum paham dunia investasi kripto……
- Mas Soegeng
BACA JUGA
Bahaya Mengejar Aset Kripto Melalui Medsos