“Secara keseluruhan di kuartal III-2021 mobilitas penduduk lebih rendah dibandingkan kuartal II-2021 maupuan kuartal III-2020,” imbuh Margo.
Berdasarkan berbagai indikator di tingkat global maupun domestik tersebut, BPS mencatat, ekonomi Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal III-2021 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 4.325,4 triliun. Sementara berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 sebesar Rp 2.815 triliun. Adapun secara kumulatif Januari-September 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,24 persen dibandingkan periode yang sama di 2020.
Dengan kinerja seperti itu, Bank Indonesia berani memproyeksi tahun depan perekonomian akan tumbuh lebih tinggi di kisaran 4,6 persen hingga 5,6 persen. “Ekonomi kita terus membaik. Insya Allah tahun ini setelah mengalami pertumbuhan yang tinggi 7,07 persen di triwulan II, akan terus tumbuh di triwulan III dan IV,” sebut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo berharap
Karena itulah, Airlangga melihat optimisme di masa depan. Sebab, hal itu sejalan dengan konsistensi penurunan kasus harian Covid-19 yang terus terjadi. Di saat yang sama, pemerintah melakukan pelonggaran PPKM secara lebih luas namun tetap dalam pengawasan dan penerapan protokol Covid-19 secara disiplin.
Selain itu, menurut Ketua Umum Golkar tersebut, proyeksi perekonomian Indonesia ke depan juga didukung oleh berbagai kerja sama internasional yang terus dilakukan oleh pemerintah. Di sela-sela KTT G-20 di Roma, Italia misalnya, Presiden Joko Widodo bersama jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju beberapa waktu lalu mejajaki kerjasama dengan sejumlah negara. Hal serupa juga dilakukan dalam rangkaian KTT COP26 di Glasgow-Skotlandia dan kunjungan kerja ke Persatuan Emirat Arab (PEA).
Airlangga berharap, prospek ekonomi dari berbagai kerjasama tersebut dapat memicu peningkatan investasi melalui aneka kebijakan, seperti kerja sama energi terbarukan, ritel, infrastruktur pelabuhan, dan jalan tol, kerja sama kesehatan, serta teknologi digital. Faktor yang tidak bisa disepelekan adalah masuknya Indonesia Investment Authority (INA), yang merupakan Lembaga Pengelola Investasi di Indonesia sebagai anggota International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF).
“Dengan bergabungnya Idonesia ke jaringan global sovereign wealth fund, maka IFSWF sekarang memiliki 35 anggota penuh dan 6 anggota asosiasi, mewakili 40 negara di seluruh dunia,” jelas Airlangga.
Dengan berbagai fakta tersebut, Airlangga yakin, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan berada di atas level 5% pada Triwulan ke-IV tahun 2021. Artinya, Indonesia akan mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan ke depannya. (end)