Penyakit apa yang paling disukai dan dinikmati banyak orang sepanjang masa?
Jawabannya adalah penyakit malas alias malas gerak dan malas berpikir. Akibatnya, kita disandera oleh perasaan nyaman yang akut.
Gara-gara malas itu pula, seluruh persendian kita berasa lemas, lemah, dan tubuh ini rentan terhadap berbagai penyakit.
Tidak hanya itu, malas berpikir membuat kita menjadi bodoh. Kita mudah ditipu, dibohongi, dan dihasut oleh orang lain untuk melakukan perbuatan tercela.
Kita diajak berdemo tanpa tahu arti dan tujuan dari demo itu sendiri. Kita diajak memperjuangkan ini-itu tanpa kita tahu yang diperjuangkan.
Malas bekerja dan malas berpikir membuat hidup kita kehilangan makna dan sia-sia.
Kita cenderung mengasihi diri sendiri. Kita menjadi bodoh, miskin, dan lebih suloyo lagi, jika kita bermental miskin agar dikasihi orang lain.
Penyakit malas itu dapat diobati, ketika kita berani ke luar dari zona nyaman kemalasan diri.
Setiap sinyal malas itu datang, kita langsung bergerak aktif untuk bekerja melakukan hal-hal yang positif.
Kita tidak lagi mengulur-ulur waktu, berleha-leha atau menunda pekerjaan. Dengan aktif bergerak, kita membuang perasaan malas agar tubuh kita menjadi kuat dan sehat.
Begitu pula, jika kita tidak ingin dianggap bodoh dan mudah diperdaya orang, ya kita harus rajin membaca. Rajin belajar berarti kita memberi asupan otak dengan ilmu agar wawasan berpikir kita semakin berkembang luas.
Membiasakan diri untuk disiplin aktif berkerja membuat tubuh kita sehat, semangat, dan optimistis menapaki masa depan.
Rajin bekerja dan berpikir, karena kita sadar diri. Hidup tanpa perubahan ke arah yang lebih baik adalah kesia-siaan.
Urip iku urup, hidup ini bermakna, ketika kita berani mengandalkan Allah agar berkenan menyalakan api cinta di hati kita untuk menerangi jiwa dan menerangi dunia.
Pengin Kaya, Tapi Ga Mau Kerja
Lelah Karena Bekerja Itu Biasa, Bekerja Sambil Berkreasi Itu Hepi