Romantisme membaca majalah lawas kali ini mengulas Majalah Varia terbitan 51 tahun silam dengan sampul muka penyanyi top era tahun 70-an Norma Sanger.
PENYANYI kelahiran 3 Desember 1934, yang terkenal dengan lagu Si Gembala Sapi ini menjadi juara l Bintang Radio dari tahun 1955 hingga 1968 suatu prestasi tersendiri yang tidak tertandingi oleh penyanyi lainnya. Norma Sanger menjadi sangat terkenal dan selalu mengadakan pertunjukan keliling Indonesia juga mancanegara. Adapun negara-negara yang pernah dikunjunginya yaitu Singapura, Vietnam dan Korea Selatan.
Dari dunia sosialita, Ratna Sari Dewi menjadi buah bibir dan mengisi berita berbagai media cetak internasional. Janda Bung Karno itu dikabarkan turut menghadiri acara akbar Wiener Opernball suatu acara pesta dansa yang berlangsung mewah dan cemerlang di Kota Wina Austria. Acara yang dihadiri banyak tokoh dunia ini diadakan di gedung opera termasyhur di Eropa yaitu An Die Schoene B Lave Donau. Ratna Sari Dewi hadir dengan tunangannya Fransisco Faesa. Dewi hadir mengenakan longdress putih dari sutera Cina dan kalung berlian sejuta dollar membuat takjub yang hadir dan membuat ribuan tamu yang hadir terpesona.
Grup band bersaudara Koes Plus sukses di bidang musik karena selalu mencipta sendiri karya-karyanya dan tak mau menjiplak lagu mengikuti musik orang lain. Koes Plus menjadi kelompok vokal grup raksasa di Indonesia. Adapun personilnya tiga kakak beradik keluarga Koeswoyo dan Murry pada drum. Tonny Koeswoyo pada lead guitar, organ dan piano. Jon Koeswoyo pada rhythm dan Jok Koeswoyo pada bass.
Koes Plus mempunyai motto The Peace Free Group yaitu semboyan dan salam perdamaian dari Koes Plus yang selalu dibawa setiap melakukan performance dan konser di berbagai kota di Indonesia. Koes Plus mengeluarkan album yang berjudul Volume IV album Koes Plus yang berisi lagu-lagu yang menjadi hits seperti Bunga di Tepi Jalan dan lagu-lagu Jangan Berulang Lagi, Bertemu dan Berpisah, Kasihku yang Hilang.
Penyanyi langgam Jawa, Waldjinah dan rombongan selama hampir sepekan berada di Jakarta. Masyarakat ibukota telah menikmati pertunjukan hiburan dari rombongan kesenian Jawa dibawah pimpinan Waldjinah. Hiburan Orkes Kroncong Bintang Surakarta manampilkan penyanyi yang terkenal dengan tembang Walang Kekek ini cukup menghibur. Acara yang mengambil thema Malam Mat Matan ini berlangsung di klub malam New Miraca selalu dipenuhi oleh penonton. Selain pertunjukan Orkes Kroncong dipermainkan juga Dagelan Mataram serta tari-tarian Jawa yang cukup mempesona dan sangat menghibur masyarakat.
Dari kota yang sama, grup vokal Nidya Sisters yang beranggotakan Nuning, Yayuk dan Didik ini hijrah ke Ibukota Jakarta untuk mengembangkan karirnya. Trio penyanyi kakak beradik asal Solo ini meraih sukses di dalam negeri dan mencoba untuk merambah ke mancanegara. Selama 1,5 bulan Nidya Sisters mengadakan lawatan ke beberapa negara di benua Eropa dan sempat manggung di London Inggris.
Film Beranak Dalam Kubur setelah berjuang selama satu bulan menyelesaikan proses dubbing dan editing di studio PFN. Akhirnya film tersebut berhasil diberangkatkan ke Tokyo, Jepang masuk laboratorium film. Film Beranak Dalam Kubur diproduksi oleh PT Tidar Film yang diproduseri oleh Dicky Soeprapto. Yang turut terbang ke Jepang yaitu Dicky Soeprapto (produser) Ali Shahab (Co-Director) dan Suzie.
DARI HOLLYWOOD aktris film Elizabeth Taylor merayakan ulang tahunnya ke-40 di Budapest ibukota Hongaria. Ulang tahun Liz Taylor banyak dihadiri selebritis dan tokoh termasyur seperti Ringo Starr, Sammy Davis Jr, Frank Sinatra, Marlon Brando, Fred Astaire dan Putri Monako, Grace Kelly. Di pesta yang meriah tersebut turut hadir pula para duta besar USA, RRC, Uni Soviet dan negara-negara lainnya. Liz Taylor bersama suaminya Richard Burton berada di Hongaria untuk shooting pembuatan film Si Janggut Biru.
Sementara itu, tokoh komedi termasyhur Charlie Chaplin turut mendirikan perusahaan film terkenal United Artist pada tahun 1919 dan sejak tahun 1923 membuat sendiri film-film yang dibintanginya.
Semasa anak-anak Charlie Chaplin tinggal di rumah penampungan untuk anak-anak miskin. Ayahnya seorang pemabuk dan ibunya sebagai tukang jahit pakaian, ibunya mengalami stres dan dirawat di RSJ hingga meninggal di rumah sakit tersebut. Di masa mudanya Charlie Chaplin hidup miskin serta kekurangan. Akhirnya Charlie Chaplin menjadi seorang terkenal dan menjadi jutawan besar serta diakui sebagai salah seorang seniman terbesar abad ini.
Majalah Varia edisi Maret 1972 menampilkan cerpen Keputusan Terakhir karya Benny Djajasaputra, Aku yang Tak Setia karya Mopizar dan Cerita Betawi Nggak Ada Koncinya karya Firman Muntaco. Adapun rubrik yang selalu rutin yaitu Varia Film, Varia Plus, Varia Remaja, Pojok Semau Gue, Boleh Baca Belakangan, Selera Mahasiswa, Sing A Long, Music Box, Cerita Bergambar, Rubrik Kesehatan, Ruang Konsultasi, Horoskop dan Teka Teki Silang.
Semoga dengan membuka kembali majalah lawas era tahun 70-an bisa membuka kembali kenangan lama.
Salam Literasi,
Kin Sanubary.