Seide.id – Konsep rujukan atau referral system menetapkan hanya apabila dokter umum tidak bisa menangani karena memerlukan tindakan medis, maka kasus itu tergolong harus dirujuk ke ahlinya.
Memberi Konsultasi Medis Hanya Bila Diminta: Dokter Spesialis Apa? (1)
Selama dokter umum tahu dan mampu mendiagnosis serta memberi terapinya, tidak semua kasus harus ke spesialis.
Kalau semua kasus medis dirujuk ke spesialias, lalu apa kerja dokter umum. Bahkan dalam kondisi ketiadaan dokter spesialias di pelosok, dokter umum juga terpaksa bertindak sebagai dokter bedah, dan menangani kasus apa saja sendiri. Pendidikan dokter mempelajari semua penyakit, termasuk tindakan bedah dasar, menangani persalinan. Pendidikan spesialis mendalami salah satu keahlian.
Saya beruntung mengasuh rubrik kesehatan sejak saya masih mahasiswa hingga puluhan tahun setelah saya lulus. Selain mendapatkan ilmu dari kuliah, juga terus mendalami bacaan dari buku teks serta jurnal medis selama memberi konsultasi kesehatan di koran majalah dan tabloid sekian lamanya.
Saya lebih beruntung daripada rata-rata teman sejawat, karena saya memungkinkan mengetahui dan membaca masalah kesehatan masyarakat dari surat-surat konsultasi yang saya terima. Misal mengapa banyak yang bertanya soal kesemutan, soal kram, soal lutut, soal tulang, lalu itu semua menginspirasi saya untuk menuliskannya dalam buku, selain menjadi materi seminar.
Banyak surat konsultasi kasus lutut yang ditanyakan masyarakat kita, oleh karena masyarakat tidak diberi tahu bagaimana memelihara sendi lutut yang benar secara medis. Banyak yang mengeluh kesemutan karena beras yang dikonsumsi masyarakat sekarang bukan beras tumbuk seperti nenek moyang kita dulu dari mana tubuh memperoleh kecukupan vitamin B. Banyak kasus kram otot betis bisa jadi karena asupan kalsium dan vitamin B yang kurang, banyak yang osteporosis karena anak kita sudah berhenti minum susu sebelum balita sehingga fondasi pembentukan tulang-belulangnya belum lengkap. Banyak kasus pengapuran sendi yang masyarakat tanyakan, oleh karena tidak diberi tahu bagaimana seharusnya posisi dan postur tubuh selama duduk berdiiri tidur dan beraktivitas.
Inspirasi yang saya dapatkan dari puluhan tahun menerima surat konsultasi selama mengasuh rubrik kesehatan di media massa, ditambah lama masa berpraktik serta bergaul dengan masyarakat pasien, merupakan buku teks terlengkap bagi setiap dokter.
Idealnya dokter tidak berhenti belajar, dan seyogianya belajar seumur hidup. Buku teks dokter terlengkap ada pada pasien. Dokter belajar dari pasien yang ditemukannya dalam praktik. Saya menemukan banyak kasus dari surat konsultasi medis yang saya terima, dan saya mencatatnya dalam semua buku yang saya tulis.
Maaf, dengan rendah hati semua ini saya sampaikan untuk meluruskan anggapan kebanyakan masyarakat yang selama ini keliru. Jadi bukan karena saya hebat kalau saya berhasil mendiagnosis kasus penyakit yang terluput ditemukan sejawat ahli. Beberapa teman FB mengaku sudah berobat ke beberapa dokter, dan menemukan diagnosisnya setelah bertanya kepada saya, sebagian karena saya sering membaca kasusnya dari surat konsultasi selain kerja praktik saya lebih 30 tahun.
Teman-teman wartawan menjuluki saya sebagai “Dokter Spesialis Umum” sebagaimana mereka menuliskannya dalam ruibrik Sosok Harian Kompas beberapa tahun silam.
Salam sehat,
Dr Handrawan Nadesul