Seide.id -Mencari rezeki itu yang halal dan ikhlas. Jika dimakan pasti lezat dan nikmat, tubuh juga sehat.
“Apa pun profesi dan usahanya yang penting itu jujur, tidak rugikan dan persulit orang lain,” kata WS yang menekuni usaha mie rumahan itu sejak lima tahun lalu.
Selain berjualan di rumah, WS juga memasok ke tukang mie gerobakan yang keliling. Alasannya langsung ke penjual itu untungnya lumayan, ketimbang dititipkan di pasar. Ia memproduksi mie sesuai pesanan.
“Dulu, saya pernah nitip di pasar-pasar, tapi kalau dikembalikan banyak bs itu rugi. Mie produksi saya non formalin,” tegas WS lagi. Sedang mie kembalian dari pasar itu terpaksa dijual murah, karena untuk makan ikan.
Semula ia ragu, ketika pertama kali hendak memasok mie itu ke penjual gerobakan. Karena kebutuhan mereka tidak banyak.
Ternyata ia keliru. Dari hubungan pertemanan dengan mereka itu ia akhirnya kenal dengan paguyupan tukang mie di beberapa tempat.
“Selalu ada rezeki, jika kita mau dan tekun mencari,” ungkap WS. Banyak pelanggan yang cocok dengan mie buatannya yang non formalin dan enak.
Dari usaha mie rumahan itu, WS mampu membeli rumah, mobil, dan membantu keluarga di kampung.
“Resep usaha saya adalah jujur pada pelanggan. Karena dengan kejujuran itu memudahkan usaha saya, sehingga lancar.”
Pengalaman menarik yang tidak dapat dilupakan WS adalah, ketika awal memulai usaha. Pembayaran banyak pelanggan yang macet itu membuat ia mumet. Apalagi saat ia harus membayar terigu ke agen. Menggunakan alasan pembayaran pelanggan yang macet itu tidak ada hubungannya dan tak etis. Ia pun akhirnya terpaksa menjual sepetak tanah warisan orangtua yang di kampung.
“Saya tidak mau persulit orang lain, agar hidup keluarga saya juga tidak jadi sulit. Bagi pedagang itu yang utama membangun kepercayaan dan relasi agar pintu rezeki terbuka dan usaha pun lancar jaya.”
Semoga usaha mie WS makin sukses!
Mas Redjo/ Red-Joss
