Seide.id – Ketika selesai menyimak CCC (Chit Chat Chew), dengan topik Blended Family and Step Parenting…
Aku jadi semakin sadar, bahwa menikah lagi adalah sebuah babak baru yang tantangannya jauh lebih kompleks dibandingkan pernikahan pertama.
Mengetahui bahwa ada riset, 60-70% pernikahan ‘berikutnya’ itu gagal, terutama karena masing-masing membawa anak…
Masing-masing memiliki pola parenting dan kedisiplinan berbeda….
Masing-masing memiliki kebiasaan hidup dan tata nilai yang berbeda…
Masing-masing punya trauma (maka memiliki ekspektasi) yang berbeda…
Masing-masing memiliki mantan yang konfliknya berbeda….
Juga ditambah dengan adanya ipar baru, mertua baru, mantan ipar, dan mantan mertua….. dan itu semua perlu dihadapi dengan keterampilan komunikasi yang baik.
Apalagi jika pelakunya masih baperan alias tidak stabil secara emosi, masih egois dan penuh tuntutan, masih belum bisa bertanggunng jawab atas kebahagiaan diri sendiri, dan belum memiliki kesadaran bahwa setiap proses hidup adalah pembelajaran untuk semakin mengembangkan diri… sebaiknya ojo kesusu! (jangan terburu-buru!), saran Sondang Rumapea Darmawan, sang narasumber.
Pernikahan berikut bukanlah obat patah hati dari kekecewaan pernikahan sebelumnya. Bukan tempat rekreasi mencari hiburan…. terlebih bukan ajang membalas dendam dengan tujuan bikin mantan jadi sakit hati.
Soalnya kalau mantannya malah happyyy karena cerai dari kita dan pernikahan kedua kita nggak happy-happy amat (padahal maksud kita adalah untuk pamer); nanti justru kitalah yang bakal kekyyy…
Pernikahan kedua (atau seterusnya) adalah kerja keras yang bisa dijalankan oleh orang yang sama-sama sudah matang, tenang, bijaksana dan banyak cinta.
Supaya tidak usah ada drama, melainkan bahagia.
(Nana Padmosaputro)
Pilih Medan Juangmu Dengan Bijak – Choose Your Battles Wisely