Pertanyaan Menggugat Hakekat Diri- Menulis Kehidupan 384

Foto : Joe/Pixabay

Sering ada keinginan untuk menjawabi semua pertanyaan hidup dan mengetahui segala sesuatu. Namun, selera dan keinginan tidak selalu bisa terjawabi dan terpuaskan. Manusia ada keterbatasan nalar dan ketidaksempurnaan.

Jika diri pribadi saja masih misteri dan tidak semua dikenal serta dipahami, bagaimana menyibak semua misteri alam semesta dan Sang Pencipta. Perlu kesadaran dan kerendahan hati untuk memulai dengan syukur dan terimakasih dalam doa sahaja. Lalu, kucatat pergulatan pikiran itu dalam sajak:

Melumat Samudera – Menelan Angkasa

Berdiri di tepi pantai
kubuka mulut julurkan lidah
Hari ini aku harus mampu
meminum habis lautan
dan melumat isi samudera
Biar misterinya tuntas kusibak
“Aku harus kuasai semuanya
Aku harus mengerti seluruhnya”

Kemarin,…
Telah kupandangi langit angkasa
Kuhitung lengkap semua isinya
lalu kutelan satu per satu
Matahari bulan dan bintang
juga planet dan isinya
kusimpan dalam ruang selera
kukemas dalam gudang nalar
“Aku harus menguasai semuanya
Aku harus tuntas mengertinya”

Telah kujelajahi semua agama
Sudah kubaca semua Alkitab
dan kunjungi tempat ritual
Apalagi dengan media digital
Namun,….
belum kutemui jawaban pasti
“Siapa itu Sang Pencipta
Dimana tempat tinggalNya
Seperti apa rupa wajahNya
Benarkah ada surga neraka
Mengapa aku terlahir begini
padahal tidak pernah kuminta?”

Setelah melumat samudera
dan menelan langit angkasa
Aku tertidur di hamparan pasir
dan
terdengar suara berbisik lirih
“Jangan hanya melumat samudera
Jangan hanya menelan angkasa
Tetapi
hitunglah jumlah pasir pantai
Hitunglah jumlah rambut kepalamu
Lihatlah wajahmu sendiri
Lihatlah punggung dan tengkukmu
tanpa cermin dan air bening”

“Jika engkau mampu
maka semua tanyamu terjawab
maka semua misteri tersibak
maka selera nalarmu terpuaskan
Engkau tahu siapa Allah
Engkau tahu dimana Allah
Engkau bisa melihat wajahNya”

Lalu
aku dibawa sayap jagat
terbang mengelilingi angkasa
menyelam ke dasar samudera
menemukan jawaban semua tanya
Dan
ketika dipulangkan ke pantai
hanya kuingat pesan ini
“Jangan pernah mencari Allah
Jangan bermimpi mengerti semuanya
Jangan turuti selera otakmu”

“Kenalilah seluruh tubuhmu
Pahamilah siapa pribadimu
Semua jawaban ada disana
dalam setiap desah nafasmu
dalam seluruh desiran darahmu
dalam semua pertanyaamu
Itulah jawaban pasti bagimu
Tanya dari semua tanyamu
Jawaban dari semua jawaban
Itulah Allah …”

Rajin Membaca dan Menyadari Hakekat Pribadi – Menulis Kehidupan 283