Foto : Gerd Altmann/Pixabay
Setiap anak manusia mendapat anugerah kemerdekaan dari Sang Pencipta. Namun, masih sangat banyak pengalaman pribadi, akan penindasan harkat martabat dan jati diri. Banyak yang mengalami lara derita dukacita karena anugerah kemerdekaannya dirampas. Ada penindasan dan ketidakadilan dalam relasi antar pribadi, dalam keluarga, komunitas ada budaya, di tempat kerja, dalam berbagai organisasi politik dan wkonomi, bahkan yang berkaitan dengan iman keyakinan. Padahal dideklarasikan bahwa kemerdekaan itu hak setiap pribadi dan segala bangsa. Saya tuliskan refleksinya dalam sajak:
Mendayung Roda Kemerdekaan
Ada pencinta sepeda
Berkelana menyusuri kota desa
bukit lembah padang belantara
sawah ladang tanjakan turunan
Kedua tangan pegang kemudi
Kedua kakinya terus mendayung
Sering bersama teman-teman
tapi juga biasa sendiri
Bersepeda
dua roda berputar
dua kaki mendayung
Sudah seribu kisah dialami
oleh segenap jiwa raga
Sudah sejuta cerita direkam
oleh sepasang roda pribadi
rindu damba terus bergelora
menggerakan roda jiwa raga
Agar terus berputar berkelana
alami warna-warni pesona
yang legahkan desah nafasnya
yang tambahkan daya energinya
Meskipun umurnya bertambah senja
Bersepeda dan terus berkelana
mendayung roda kemerdekaan
mengukir aneka kisah cerita
menjumpai sesama dan alam
memotret pesona kehidupan
melukis wajah rupa makna
menulis angin hijau rumput
merekam nyanyian burung-burung
Saksikan senyum aneka bunga
Agar
puaskan dahaga sanubari jiwa
kenyangkan lapar rasa nalar
Kemerdekaan
adalah milik setiap pribadi
menggerakkan jiwa raga
mendayung roda kehidupan diri
Berkelana ke berbagai tempat
menyulam perjumpaan rakit makna
menabur rindu damba hakiki
agar tumbuh berbuah lebat
pada ladang jiwa sesama
pada sanubari alam semesta
Kemerdekaan….
Bukan diam dan menanti
Tetapi bergerak pergi berkelana
mengarahkan jiwa raga menjadi
menyatakan diri pribadi
Aku ada aku menjadi
karena mau memberi
karena mau berbagi
dalam karya dan bhakti
terus mencari dan menjumpai
Sesama saudara apa adanya
Alam semesta damai ceria
Karena
tanpa sesama dan alam
aku pasti tak berarti
aku pasti sirna mati