Meramal Dengan Cinta

Foto : Petr Sidorov/ Unsplash

Diramal itu asyik. Apalagi ketika diramal semuanya yang baik- baik. Tapi, jika hal yang buruk, apalagi kejadian tragis sebaiknya tidak diungkapkan, karena bisa menyakitkan hati, bahkan mengerikan.

Ramal meramal itu sangat indah, ketika diungkapkan dengan cinta, hati yang mencinta dan hanya memberi yang baik.

Meramal itu tidak ada yang pasti, karena ke’pasti’an itu milik Allah dan kita tidak berhak mendahului kehendak-Nya. Apalagi berani bertindak dan berlaku seperti Allah.

Faktanya, banyak orang berlaku sok ahli, sok tahu, dan sok pasti.

Coba dengar, lihat, dan amati. Ada orang divonis hidupnya tidak lama lagi, karena tubuhnya digerogoti kanker ganas. Hidupnya tersisa dalam hitungan bulan.

Orang itu tidak menyerah, dan tetap semangat.  Ia optimistis bakal sembuh. Ia lalu melepaskan beban pikiran untuk hidup berserah ikhlas. Tidak mau dihantui oleh ketakutan dan kengerian dalam hidupnya. Ia pergi berwisata, berbagi kebaikan, dan bahagia.

Beberapa bulan terlewati, maut belum juga menjemputnya. Tubuhnya tidak makin melemah dan loyo. Sebaliknya makin segar bugar dan semangat. Ia terus berbagi, dan berbagi kebaikan agar sisa hidupnya makin bermakna.

Didera oleh penasaran yang amat sangat, ia menuruti permintaan keluarga untuk kontrol kesehatan.

Puji Tuhan! Ia dinyatakan sembuh, dan sehat! Bahkan, penyakit kanker ganas itupun lenyap!

Tidak berbeda dengan bidang ramal meramal. Meramal itu tidak lebih sebagai patokan, analisa yang didukung oleh data, atau hasil terawangan olah batin.

Sehebat dan seahli orang piawai mengobati, meramal atau menerawang masa depan itu juga ada batasnya. Setinggi-tingginya langit masih ada yang lebih tinggi, artinya agar kita tidak sombong, karena ada Allah Yang Mahahebat.

Orang yang makin hebat, ahli, atau mumpuni di bidangnya itu semestinya makin rendah hati, menganut ilmu padi. Bukan mencari sensasi, pamer, dan ben diarani, sehingga kehilangan empati dan hati nurani.

Sehebat-hebatnya orang ahli di bidangnya, lebih hebat itu pribadi yang rendah hati yang memberi solusi dan menenangkan pikiran sesama agar kita berani berserah pada kehendak Allah. Karena Allah selalu memberi yang terbaik untuk umat-Nya.

Ketika Usia Tidak Bisa Diajak Kompromi

Ketimbang Menghakimi Orang Lain, Lebih Bijak Mawas Diri

Lelah Karena Bekerja Itu Biasa, Bekerja Sambil Berkreasi Itu Hepi

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang