Seide.id – Hm… seandainya usia saya bisa beroleh diskon sekitar 60-75 persen atau dimundurkan 40-45 tahun, tentu penampilan saya saat ini masih remaja kinyis-kinyis. Bisa jadi saya pun merupakan penggemar berat BTS (Bangtan Sonyeondan).
Itu lho boy band asal Korea itu yang penggemarnya konon berjumlah puluhan bahkan ratusan juta tersebar di seantero dunia. Boy band beranggotakan 7 anak muda ini beberapa hari terakhir memang semakin menjadi bahan perbincangan. Jutaan ikon smiley, love dan jempol konon membanjiri channel UN (United Nations) atau PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Yap, tanggal 21 September kemarin, BTS tampil di atas podium kehormatan United Nation General Assembly atau Sidang Umum PBB ke 76. Idola kalangan muda ini kabarnya diminta langsung oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-In, mewakili juru bicara Kepresidenan untuk tampil di depan majelis Sidang Umum PBB di markas besar PBB yang berkedudukan di New York City.
Dari Vaksin Hingga Perubahan Iklim
Tak hanya memukau majelis Sidang Umum yang jumlahnya ribuan, penampilan BTS tentu saja mendapat pujian luar biasa dari fans-nya yang tergabung dalam ARMY yang terkenal amat loyal. Beruntunglah para personel BTS, yakni (Kim Seok) Jin, Suga, J-Hope, Kim Namjoon alias RM, Jimin, Kim Tae Hyung yang menggunakan nama panggung V, dan Jungkook.
Di hadapan ribuan diplomat yang mewakili 193 negara anggota PBB, BTS menyampaikan pesan yang sungguh tepat sasaran mengenai kondisi aktual dunia saat ini. Dari soal vaksin untuk memerangi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung 2 tahun lebih, sampai soal masa depan dan lingkungan hidup. Tepatnya mengenai perubahan iklim yang jika diabaikan akan berdampak buruk pada seluruh bangsa.
3 Payung Hukum
Adalah Robert Moses yang di tahun 1945 memikul tanggung jawab besar untuk menempatkan markas besar PBB di kota Big Apple. Mengingat semula ada opsi lain, yakni membangun markas besar PBB di Philadelphia.
Moses jugalah yang berhasil membujuk John D. Rockefeller Jr., untuk membeli 7 hektar lahan di tepi East River dari developer William Zeckendorf senilai 8,5 juta dollar kemudian menghibahkannya pada pemerintah kota NY. Kompleks ini didesain dan dibangun oleh tim multinasional di bawah komando arsitek Yayasan Rockefeller sendiri, yakni William K. Harrison.
Sebagai teritori internasional, keberadaan kompleks ini secara administratif sepenuhnya dipegang PBB. Markas besar PBB ini memiliki tim khusus yang menjaga keamanan maupun dinas pemadam kebakaran sendiri. Namun keberadaannya tetap di bawah payung hukum kota New York City, state, sekaligus hukum federal.
Kompleks Bangunan Megah
Kompleks bangunan megah ini terdiri dari 3 gedung utama. Yakni Gedung Sekretariat PBB yang selesai dibangun tahun 1950. Gedung ramping dengan arsitektur modern ini memiliki 39 lantai dengan ketinggian 154 meter. Di sebelahnya berdiri Gedung General Assembly, tempat di mana 1.800 diplomat dari 193 negara anggota PBB menggelar Sidang Umum yang diagendakan setahun sekali maupun sidang-sidang lainnya.
Agak tersembunyi di belakang 2 gedung megah tersebut, tepat di bibir East River, berdirilah Conference Building. Gedung ini merupakan “rumah” bagi para anggota Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari 5 anggota tetap PBB, yakni China, Perancis, Russia, Inggris dan AS. Serta 10 anggota tidak tetap yang dipilih setiap 2 tahun sekali.
Entah kebetulan atau apa pun Namanya, yang pasti saya merasa beruntung sekaligus amat bersyukur. Tanggal 7 Maret 2020 lalu, saya memperoleh kesempatan untuk mengunjungi salah 1 ikon terpenting kota New York ini.
Termasuk berdiri dan berfoto di spot yang sama dengan BTS, hingga boleh dong kalau saya pun lantas bermimpi bisa sepanggung dengan BTS. Mengapa saya katakan kebetulan dan sungguh merasa beruntung? Tak lain karena 1-2 hari kemudian keluarlah kebijakan pemerintah kota NY untuk menutup semua fasilitas umum, termasuk markas besar PBB, tempat BTS beberapa hari lalu dielu-elukan penggemarnya. (Puspayanti) Foto – Puspa