Seide.id – Hub untuk taksi terbang akan ada “di mana-mana” pada 2030-an. Apa yang disebut vertiport akan berfungsi sebagai bandar udara (bandara), dengan gerbang keamanan dan ruang tunggu. Jika ini terlaksana dibuat, akan bisa mengangkut para penumpang masa depan dari kota ke kota.
“Hal penting yang harus ditunjukkan sesegera mungkin adalah bagaimana kendaraan ini, yang disebut sebagai taksi terbang, mobil terbang, drone kargo, drone logistik , akan beroperasi. Akankah langit menjadi padat? Apakah mereka akan benar-benar sibuk dengan drone?” kata Ricky Sandhu, pendiri Urban Air-Port.
“ Selama ada infrastruktur yang terkoordinasi di lapangan semua bisa diatasi. Jadi, kami benar-benar membuka jalan dengan menempatkan infrastruktur pada tempatnya,” lanjutnya.
Saat ini yang digunakan adalah untuk meluncurkan drone ke langit. Namun, perusahaan yang mendesainnya, Urban Air-Port, juga berusaha untuk mengadaptasinya menjadi taksi terbang pada 2024. Perusahaan itu berencana untuk membangun 200 fasilitas serupa di seluruh dunia dalam lima tahun ke depan.
“Ini masa depan dengan segmen penerbangan yang akan datang. Itu akan ada di sini pada akhir dekade ini. Dan, saya pikir, pada 2030-an itu akan mulai ada di mana-mana,” kata Michael Whitaker, Kepala Komersial Supernal.
Supernal merupakan salah satu perusahaan yang mencoba mengoperasikan hub ini.
Ia mengklaim bahwa taksi terbang ini akan bertenaga listrik dan senyap dan memiliki kemampuan untuk mengangkut empat penumpang.
Tapi, tentu saja beayanya lumayan mahal. Menurut Urban Air-Port, salah satu pelabuhan ini akan menelan biaya antara €6 juta dan 12 juta Euro untuk pembangunannya.
- LH Sumber: euronews