Natal adalah tentang rasa syukur atas kelahiran yang layak dibagi dengan liyan. Sebuah keluarga muslim duduk bersama santa klaus bukan untuk merayakan natal. Melainkan untuk merasakan natal. ( Foto Quora)
Peristiwa Natal telah ditangkap secara kurang tepat. Orang yang tidak memahami makna natal menyelaraskan diri mereka seperti orang-orang bisnis yang memanfaatkan suasa natal dengan hiasan pohon cemara, gemerlap dan pesta kegembiraan.
Bahkan orang-orang tak berpunya yang mampu menangkap esensi natal, menyambut natal dengan saling mengucapkan natal, berjabat tangan, berbagai hadiah atau makan bersama. Seperti layaknya orang menyambut seseorang yang berulangtahun.
Jauh dari peristiwa natal sesungguhnya yang amat sederhana. Di tengah padang terbuka di sebuah gubuk kecil yang baunya tidak sedap. Hanya diterangi bintang dan bulan serta sekelompok orang yang membawa sinar seadanya. Di sanalah lahir sosok yang saat ini dihormati orang seluruh jagad raya, Yesus Kristus.
Kelahiran yang menjanjikan membawa damai dan keselamatan bagi umat manusia. Kelahiran itulah yang kini sampai kapanpun akan diperingati sebagai cahaya baru tentang masa depan dan masa peralihan dari dunia daging ke dunia roh.
Sama seperti kelahiran setiap manusia yang membawa harapan bagi para orangtua. Berharap sang anak menjadi orang berguna, orang pintar atau menjadi orang baik.
Kegembiraan, suka cita kelahiran itulah yang selama ini disyukuri banyak umat manusia dan kemudian merayakan sukuran itu dengan bergembira. Baik dengan berkumpul bersama maupun makan bersama.
Merayakamn kelahiran tak ada artinya tanpa mensyukuri, lalu berbagi. Bisakan seseorang yang merayakan ualngtahunnya, merayakan sendiri tanpa berbagi ?
Spirit bersyukur dengan merayakan dan berbagi itulah yang menjadi makna inti natal. Percuma anda ke gereja hanya ingin menikimati suasana natal, namun tidak bersyukur dan berbagi.
Bersukur bisa melalui doa, berkumpul bersama atau makan bersama bahkan sekedar menikmati keindahan alam bersama. Banyak warga yang merayakan natal melalui berbagi. Bersama tetangga, teman dekat, karyawan atau orang miskin dan terkucil yang layak dijamah.
Melalui rasa syukur dan berbagi, merayakan natal memberi makna kedamaian. Damai yang disebarkan, juga bisa dirasakan mereka yang tidak merayakan natal. Tapi bisa merasakan.
Menolak raya syukur Natal dan berbagi keceriaan, menunjukkan betapa kita ini kelompok kurang pergaulan dan tak menghormati manusia lain yang sama-sama tinggal di rumah Tuhan- sebuah alam semesta yang layak untuk tinggal dan berbagi bersama…
TULISAN NATAL LAIN
Menikmati Natal di Pusat Agama Islam
Sulitnya Merayakan Ibadah Natal di Rangkasbitung
Kampanye Online Melawan Kesepian di Malam Natal
Rayakan Natal, Warga Australia Belanja Rp.818 Triliun
CERPEN: Natal Dari Bilik Lemari