Natal senantiasa membawa pesan damai sajahtera yang senantiasa dinantikan setiap keluaraga dunia
Natal kali ini, besar kemungkinan berbeda dengan natal-natal sebelumnya. Natal kali ini, di tengah suasana Pemilu, dimanfaatkan banyak capres-cawapres untuk mendompleng suasana natal untuk meraih simpatik dan perhatian kaum kristen ( Kristen, Katolik, Protestan). Jika natal dimanfaatkan untuk kebaikan, tentu natal menjadi bermakna.
Tapi, percayalah saya. Orang kristen itu tidak mudah memilih sembarangan. meski diberi iming-iming oleh capres-cawpres untuk memiliih mereka. Orang kristen itu- terutama Katolik- selalu melihat rekam jejak calon yang akan mereka pilih. Mereka tak mau milih pemimpin ecek-ecek atau sekedar ngemeng doang. Tapi, memang di kristenpun juga ada kristen jurusan “ kadrun”. Kelompok ini gampang terpengaruh dengan iming-iming kekuasaan atau materi yang dipelopori oleh beberapa pendeta aliran kadrun.
Terlepas dari semua itu, jika natal membuat siapapun bermanfaat, maka sesungguhnya natal sangat dinantikan siapapun saja di muka bumi ini.
PGI ( Persatuan Gereja Indonesia) menetapkan tahun 2023 ini tema natal adalah “Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi” (Bdk. Lukas 2:14). Adapun bunyi dari ayat Lukas 2:14 adalah “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Makna natal yang selalu ada adalah Damai Sejahtera di bumi. Perang Ukrania-Rusia, Perang Gaza adalah kontradiksi dari sapuan suasana natal yang senantiasa memerlukan kesejukan dan kedamaian. Tanpa damai, tak ada natal.
Begitu juga damai di hari setiap manusia. Jika saat ini saja, banyak orang yang saling membenci satu sama lain hanya karena pilihan berbeda, orang-orang ini belum tersentuh oleh damai natal. Maka, sesuai tema Natal, orang-orang yang selalu membenci saudaranya, teman atau keluarganya, sebaiknya bersujud kepada kemuliaan Allah yang mampu memberikan ketenangan dan kedamaian melalui hati setiap manusia.
Itu sebabnya natal selalu dinantikan untuk memperingatkan manusia akan makna damai sejahtera. Tak peduli kepentingan apapun yang setiap manusia inginkan dan harapkan. Natal kali ini tak pernah membuat perbedaan tentang suku, agama, ras dan kepentingan. Semua layak hidup dalam damai sejahtera. Dari sinilah manusia dapat membangun komunikasi antara manasia.
Natal atau Christmas diambil dari kata Cristes maesse, yang berati Mass of Christ (Misa Kristus). Pada masa kekaisaran Romawi, Natal dilakukan sebagai tradisi untuk menandai pergantian musim. Hal ini juga dilakukan oleh masyarakat Skandinavia yang melakukan perayaan sejak 21 Desember.
Sebagai kasih karunia kepada manusia, lahirnya Yesus Kristus ke dunia, sebagai hadiah natal bagi umat manusia. Selanjutnya 25 Desember kemudian dikukuhkan sebagai hari Natal yang dirayakan tiap tahunnya.
Melansir National Today, tanggal 25 Desember sebagian besar dikaitkan dengan sejarawan Kristen pertama, Sextus Julius Africanus, sekitar tahun 221 M. Para sejarawan percaya bahwa gereja semula ingin menghubungkan kelahiran Yesus dengan “kelahiran kembali matahari,” yang terjadi setelah ekuinoks musim dingin.
Biasanya, kisah kelahiran atau Natal dibacakan berasal dari Injil Lukas dan Matius. Dari sejak dulu sampai sekarang yang sama setiap natal adalah seruan damai sejahtera, sebab dari situlah kemanusiaan sebagai nilai spiritual yang selalu hadir setiap natal. Tak peduli mereka berasal dari mana. Orang-orang Arab misalnya, sejak 5 tahun lalu hingga sekarang gencar menyatakan “ Selamat Natal kepada dunia”, sebab mereka semakin memahami makna damai sejahtera.
Banyak pemimpin dan pejabat di Indonesia tidak berani mengucapkan selamat natal. Mereka takut dijauhi orang-orang seagama mereka. Mereka tak mau ambil risiko jabatan mereka dicopot atau mereka tak dipilih lagi. Mereka lupa, telah kehilangan damai sejahtera dalam hidup mereka.
Tetapi orang seperti Mahmud MD yang sangat Islami justru berani mengucapkan selamat natal, sebab ia tak takut kehilangan jabatan atau gagal jadi Cawapres. Ia hanya tak ingin kehilangan semangat damai dan sejahtera yang selalu dibawa natal.
Natal kali ini mungkin sedikit berbeda. Yang tetap sama adalah selalu ada daman sejahtera untuk setiap manusia.. Selamat natal bagi semuanya, salam damai sejahtera dan bahagia slamanya.
Natal: Bukti Allah Mencintai dan Menyertai Semua Manusia – Menulis Kehidupan 367