ENDI ARAS : Pandu Seniman

OLEH : IRAWAN SAPTONO

Endi Aras Agus Riyono semakin melemah bebetapa hari ini. Tapi ia menerima dengan tabah operasi di perut dua kali, dibuat lobang di samping perut untuk pembuangan air kecil dan tensi drop berkali-kali. Ia meninggal tadi pagi setelah sekian lama bertahan dari kematian.

Endi adalah seorang pandu di masa-masa yang tak bisa diulang lagi di Salatiga. Ia anggota Gugus Depan Salatiga 001, gugus Pramuka paling elite di kota kecil kami. Ia juga aktifis Yayasan Geni, yayasan pergerakan yang didirikan Arief Budiman. Waktu Arief masih hidup dan berulangtahun ke-77, Endi ngemci pakai ikat kepala yang jadi penanda dirinya.

Dulu waktu Fitri Nganti Wani, putri Widji Thukul, penyair Solo yang hilang menerbitkan buku puisinya “Selepas Bapakku Hilang” kami bikin peluncurannya di Taman Ismail Marzuki, Cikini. Endi dan kawan-kawan membuat acaranya. Ia mengubah peluncuran buku yang biasanya berisi diskusi, menjadi seperti pementasan sebuah teater. Teater tentang orang yang dihilangkan secara paksa. Iwan Fals, teman dekat Endi (ia pernah jadi bagian dari manajemen Iwan) berbaik hati menggubah satu lagu dari satu puisi Nganti Wani. Pementasannya bagus, Iwan Fals menyanyikan lagu itu dengan lantang tapi liris, membungkam seribuan penonton di Galeri Cipta dalam diam. Sebagian menitikkan air mata.

Endi buat saya adalah seniman besar. Ia keliling Indonesia mengumpulkan berbagai rupa gangsing, mainan tradisional dan memperkenalkan mainan ini kepada publik yang sudah mulai melupakannya.

Pulanglah dalam damai Om Endi, Tuhan menyinarimu dengan Cahaya Abadi.

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.