Foto : Amaury Gutierrez
Apa pemandangan terindah dan menggugah jiwa dalam keluarga? Ketika antar anggota keluarga itu saling mendoakan satu dengan yang lain.
Hal itu tampaknya sederhana dan sepele, tapi sulit untuk dijalankan. Tidak banyak keluarga yang melakukan hal itu, karena mereka terbiasa menggunakan segudang alasan untuk pembenaran diri.
Alangkah indah, jika saling mendoakan antar anggota keluarga itu dimulai sejak dini. Bukan sebagai suatu keterpaksaan atau sok-sokan, melainkan suatu kebiasaan baik yang menghidupi keluarga.
Kita mulai dengan berdoa bersama sebelum beraktivitas, berangkat kerja/sekolah, makan, hingga jelang istirahat malam.
Ayah berpamitan pada Ibu dan anak, ketika hendak berangkat kerja. Anak pamit pada orangtua untuk pergi sekolah. Dan seterusnya.
Selain itu, saat doa bersama, anak (lebih dari 1) secara bergantian diberi kepercayaan memimpin doa. Tujuannya, untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak dan agar makin beriman pada Allah.
Membangun fondasi iman keluarga itu sulit, jika kita tidak terus menerus mendisiplinkan kebiasaan baik itu sebagai menu harian. Tapi sangat luar biasa dampaknya, ketika kita sukses melakukannya.
Tidak sebatas dalam hal keimanan, ikatan kebersamaan keluarga yang makin kokoh, tapi, juga jadi fondasi anak yang kuat dalam mengarungi hidup dan meraih masa depannya.
Kekuatan iman itu tidak mudah menggerus hati, ketika kita digoda hal yang jahat untuk berbuat culas, curang, dholim, dan sebagainya.
Ikatan keluarga yang baik itu saling mengasihi satu dengan yang lain. Bahwa, menjaga dan melindungi kehormatan keluarga adalah kekuatan kita agar tidak terjatuh ke dalam yang jahat. Tapi yang utama, agar kita tidak mengkhianati iman sendiri.