Seiring Sejalan Jadi Kudus – Catatan halaman 138

Foto : Pixabay

Penulis : Jliteng

Kekudusan dan kemurnian hidup tidak pernah bisa dicapai, jika mengandalkan hanya pada kekuatan diri sendiri, tanpa bersandar pada anugerah dan kekuatan dari Tuhan. Tanpa Tuhan kita tidak mampu!

Paus Fransiskus berbagi refleksi pribadi -“nya” tentang kekudusan, “Saya suka merenungkan kekudusan yang hadir dalam kesabaran umat Allah: hadir dalam diri orangtua yang membesarkan anak-anak mereka dengan kasih yang besar, dalam diri pria dan wanita yang bekerja keras demi keluarga mereka, yang hadir dalam diri orang-orang sakit yang tak henti berharap sembuh namun tak berdaya, dalam diri kaum religius yang berusia lanjut, tapi tidak pernah kehilangan senyum mereka. Kekudusan militansi Gereja yang hadir dalam ketekunan mereka sehari-hari,  dan saya melihatnya.

Kekudusan tidak jauh dari kita. Jalan ke sana melalui pergumulan harian kita.

Banyak suami yang saat ini menemani istrinya sampai tempat kerja. Bukan karena tidak bekerja lagi, tapi ada   yang ingin diperbaiki. Kata menemani mengganti kata mengantar. Sebagai pilihan untuk hidup kudosh (ibrani: naik ke level lebih tinggi).

Saya pribadi, sejak 3 tahun yang lalu memilih menemani istri berangkat kerja sampai kantornya. Kemudian balik untuk mengurus pekerjaan sendiri. Saya ingin, (walau tak mungkin), melakukan silih untuk 10 tahun istri mendampingi tumbuh kembang 2 anak gadis dari pagi ke pagi. Memandikan, kasih nenen, ganti popok jika pup atau pipis, ngobrol, nyanyiin kalau anak rewel, ngajari bicara, berjalan, etika pergaulan, berdoa. Dari hari ke minggu ke bulan dan sampai 10 tahun. Sebagai suami, dulu saya menjalani P5, pergi pagi pulang petang dan pergi lagi, urusan pelayanan.

Yang ingin saya murnikan adalah cara pandang dan cara saya menghargai istri. Dengan perubahan itu, saya ingin meningkat ke level kudosh, makin dekat dengan standar umat Allah yang baik.

Demikian juga dengan para ibu, termasuk yang single parent.  Seperti yang saya telah banyak ceritakan pada halaman terdahulu: ibu yang menemani anaknya, melatih berdoa, bekerja, … itulah jalan menuju level kudosh.

Makin tekun mendekatkan hidup dan pekerjaan kita dengan kehendak Allah, hidup kita makin dimurnikan dan makin kudosh di hadirat-Nya.

Salam sehat dan tak henti berbagi cahaya.

Jadikan Rumahku Rumah Doa – Catatan halaman 137

Jadilah Hidup Kita Sebagai Embun Bening – Catatan halaman 136

Dengan Hening Hidupmu Bening – Catatan halaman 135

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.