76) BARATA MENCARI RAMA
Prabu Dasarata kesehatannya semakin menurun. Tetapi niat Barata untuk mencari Raden Ramayana sakadang sudah tidak dapat ditunda-tunda lagi. Ia khawatir jika dikatakan sebagai seorang raja yang kurang bijaksana jika tidak mengabarkan sakit keras Ramanda Dasarata kepada Raden Ramayana sakadang.
Akhirnya mereka bertemu di dalam Hutan Dandaka tanpa keberadaan Dewi Sinta. Setelah mereka saling berbagi cerita, akhirnya Raden Ramayana sakadang memutuskan untuk pulang ke kerajaan Ayodya.
Untuk sementara waktu pencarian Dewi Sinta ke Kerajaan Alangka ditunda lebih dulu karena kabar yang dibawa oleh Prabu Barata bahwa Ramandanya, Dasarata sedang sakit keras.
Ya, sebuah keputusan bijak Raden Ramawijaya sebelum resmi di wisuda menjadi raja Ayodya. Dan lagi pula ia percaya akan kesetiaan dan kesucian Dewi Sinta.
(77) PRABU DASARATA MANGKAT
Dewi Raghu, Dewi Sumitra dan Dewi Kekayi selalu berada dekat dengan Prabu Dasarata yang sedang sakit keras. Demikian pula ananda Barata yang menduduki tahta Ayodya atas nama Raden Ramayana. Siang dan malam mereka mengangkat doa untuk kesembuhan Prabu Dasarata.
Ketika Raden Ramayana sakadang telah pulang dan berkumpul bersatu di istana Kerajaan Ayodya, Prabu Dasarata berpesan antara lain:
Seluruh keluarga dan kerabat istana di Kerajaan Ayodya harus hidup rukun dan damai.
Setelah genap waktunya, Raden Ramawijaya atau Raden Ramayana sebagai putra tertua atau putra mahkota harus menjadi raja Ayodya.
Dan Dewi Kekayi pun telah menyetujuinya. Setelah Ramayana menjadi raja Sinta harus dicari hingga ketemu di Kerajaan Alengka dan keangkaramutkaan bumi harus dihapuskan. Semua tak ada yang membantah. Semua sepakat dengan petuah bijak sang Dasarata.
Di malam yang hening. Di tengah-tengah doa para Resi Bagawan dan Pandhita, Prabu Dasarata mangkat dengan tenang. Prabu Dasarata dikebumikan dengan upacara agung kerajaan yang disaksikan oleh para raja dan pejabat penting di sekitar Kerajaan Ayodya.