Sosial-Budaya, “Ada Limousine di Kampung Kami”

Sapi Limousine Pertama Kami

Sapi limousine adalah satu dari sekian banyak ras sapi terkenal, karena kemampuannya tumbuh dan menghasilkan daging berkualitas. Disebut limosin (anak-anak kampung kami menyebunya limosin) karena berasal dari kasawan (distrik) Limousine dan distrik Marche di Perancis. Tapi kawasan Limousine lebih dulu dikenal sebagai penghasil sapi jenis ini, hingga cap dagang pun disebut limosin.

Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

Seide.id 28/26/2023 – “Ada limosin. Limosin sudah datang ke kampung kita…! Ayo lihat…?” teriak anak-anak se-gang sambung menyambung, laki-laki ataupun perempuan. Mereka bergerombol, lantas melangkag bareng ke arah gang nuju Masjid Al-Hikmah, untuk nonton kehadiran limosin. Saya menebak-nebak, siapa gerangan pejabat (atau saudagar) berlimosin yang berkunjung ke kampung kami?

Yang saya fahami selama ini, limosin (dari kata limousine) itu merupakan jenis mobil (sedan) mewah yang memiliki karakter panjang dengan interior penunjang kenyamanan penumpang. Mengedepankan kualitas interior, banyak perangkat hiburan di dalam limosin. ‘Kemewahan’ ini pula yang diungkap Mickey Mouse, tokoh komik Walt Disney, saat naik limosin dalam sebuah film animasi Hollywood.

Realitasnya, sedan limosin adalah kendaraan spesial yang biasa digunakan para pemimpin dunia, presiden, perdana menteri, raja, kongkomerat,super selebriti, orang penting untuk menunjang mobilitas. Namun begitu, siapa mengira bila di tahun 1994 saya pernah beberapa kali naik limosin yang diaktifkan sebagai taksi umum di Honolulu, Pulau Oahu, Negara Bagian Kepulawan Hawaii, Amerika Serikat.

Sedan limosin sudah umum dimiliki warga bebagai negara. Beberapa buah, bahkan ada yang elemen luarnya dilapisi emas, pernah saya lihat di ‘museum’ bawah tanah Istana Nurul Iman milik Sultan Hassanal Bolkiah, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. Kabarnya, orang Indonesia juga sudah banyak yang punya limosin. Jadi, siapakah penunggang limosin yang datang ke kampung kami?

Jauh panggang dari api. Ternyata, tak seorang pun pejabat, ataupun orang berduit, mampr ke kampung kami dengan mengendarai limosin. Apa yang dikhabarkan anak-anak sebagai limosin, adalah hewan qurban, seekor sapi yang belakangan ini popular disebut sebagai sapi limosin, untuk keperluan Idul Adha 1444 hijriah, yang di Indonesia disepakati jatuh pada hari Kamis tanggal 29 Juni 2023.

Sapi limosin adalah satu dari sekian banyak ras sapi terkenal, karena kemampuannya tumbuh dan menghasilkan daging berkualitas. Disebut limosine (anak-anak kampung kami menyebunya limosin) karena berasal dari kasawan (distrik) Limousine dan distrik Marche di Perancis. Tapi kawasan Limousine lebih dulu dikenal sebagai penghasil sapi jenis ini, hingga cap dagang pun disebut limosin.

Sejujurnya, Presiden Joko Widodo ikut berjasa mempopulerkan sapi limosin di pasaran hewan qurban di Indonesia. Dalam tahun-tahun terakhir ini, pers kerap memberitakan presiden ke-7 Republik Indonesia ini. Secara pribadi atau atas nama keluarga, menyalurkan hewan qurban di tiap menjelang Idul Adha, yang antara lain berupa sapi jenis limosin.

Umumnya berkulit putih kekuning-kuningan, atau cokelat keputih-putihan, sapi limosin padat dan gempal, Beratnya bisa 800 Kg hingga lebih dari 1 ton. Tak heran jika sosoknya lebih menonjol dari umumnya sapi ras, ataupun sapi bali (dan banteng jawa) yang dikembangbiakkan petani Indonesia. “Yang ini termasuk kecil-sedang. Harganya kitaran 42juta,” kata putugas ihwal limosin pertama di kampung kami.

Benar kata anak-anak. Ini limosin pertama yang datang (sebagai hewan qurban, dibeli patungan oleh 7 orang keluarga pequrban tahun ini) ke kampung kami yang indah di lingkungan RW 020 Kelurahan Pamulang Barat, Kecanatan Pamulang, Tangerang Selatan. Sapi limosin pertama (dan hewan qurban lainnya) yang memang patut disyukuri. Semoga kian banyak keluarga berqurban tahun depan. ***

28.06.2023

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.