Start Up Hendaknya Berpikir Global dan Profit

Sumarny E Manurung

Para pembuat aplikasi juga memikirkan profit sejak awalnya. “Jangan melulu idealis. Monetize-nya bagaimana? Bagaimana pun ini bisnis, dan keuntungan harus dipikirkan, bukan sekadar memberi manfaat bagi masyarakat, ” kata Sumarnu E. Manurung, VP Spill Ventures. foto: dms

Seide.id – Para pelaku industri kreatif Indonesia, khususnya para pembuat usaha rintisan (startup) dan aplikasi hendaknya berpikir global (think globaly). Meski pasar Indonesia cukup gemuk, namun teknologi informasi yang menembus lintas negara membuat warga dunia bisa mengakses dan berpeluang memanfaatkannya. Karena itu, dalam membuat aplikasi hendaknya memikirkan pasar global. Setidaknya pasar regional, seperti ASEAN.

Hal itu diungkapkan oleh Sumarny Elisabeth Manurung, Vice President Spill Ventures, di Hotel Hermitage, Menteng – Jakarta, usai pengumuman 10 Startup terpilih yang Mengikuti Program Akselerasi Intensif Baparekraf Scale-Up Champions 2024, Jumat siang (28/6/2024) kemarin.

“Memang pasar Indonesia saja sudah cukup besar. Bayangkan, populasi 270 juta. Tapi kalau bisa meraih ASEAN kan lebih baik lagi. Apalagi koneksi di negeri kita belum merata, ” kata Sumarny kepada seide.id.

Selain itu, startup pembuat aplikasi juga memikirkan profit sejak awalnya. “Jangan melulu idealis. Monetize-nya bagaimana? Bagaimana pun ini bisnis, dan keuntungan harus dipikirkan, bukan sekadar memberi manfaat bagi masyarakat, ” paparnya.

Pernyataan yang sama disampaikan oleh Iman Santoso, Direktur Aplikasi, Permainan, TV, dan Radio Kemenparekraf/Baparekraf. Menurutnya, peluang untuk Startup Indonesia sangat besar di Asia Tenggara. Karena itu para kreator aplikasi hendaknya berpikir tak hanya memikirkan pasar lokal. “Start uap Malaysia saja ada yang riset dan tinggal di sini sampai setahun sebelum meluncurkan perusahaan mereka dan membuka toko di sini, ” ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengumumkan 10 startup yang berhasil lolos tahap seleksi untuk mengikuti rangkaian workshop, mentoring, dan peluang akses ke mitra global. Melalui Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf), secara resmi juga mengumumkan peluncuran program Baparekraf Scale-Up Champions (BSC) 2024.

Untuk program ini, Kemenparekraf berkolaborasi bersama kumpul.id sebagai penggerak ekosistem kewirausahaan Indonesia. Faye Wongso, selaku Founder dan Chairperson dari kumpul.id, menyatakan, inisiatif ini didedikasikan untuk mendukung pertumbuhan dan ekspansi global startup digital Indonesia melalui bimbingan komprehensif, pencocokan bisnis, dan peluang jaringan.

Program Baparekraf Scale-Up Champions 2024 secara resmi dibuka pada 28 Juni 2024 oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno. dari kiri Muhammad Azhar Iskandar Zainal (Ketua Tim Pokja Baparekraf Scale-Up Champions), Muhammad Neil El Himam (Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf), Faye Wongso (Founder & Chairperson KUMPUL.ID) dan Iman Santosa (Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi dan Radio Kemenparekraf) – foto: dms

    Baparekraf Scale-Up Champions (BSC) adalah program akselerasi yang dirancang untuk mendorong inovasi dan kemajuan teknologi di kalangan startup digital Indonesia. Program ini berfokus pada startup dengan aplikasi yang mendukung pengembangan 17 subsektor ekonomi kreatif. BSC kembali digelar setelah suksesnya program sebelumnya di tahun 2023.

    “Tahun ini kita (program BSC 2024) tentukan mulai bekerja sama dengan Australia. Banyak sekali perusahaan di Australia yang ‘going global’ arahnya ke Eropa dan ke Amerika, dan ini bisa menjadi batu loncatan bagi startup-startup kita,” ungkap Faye Wongso

    Meningkatnya antusiasme para pelaku startup terlihat dari peningkatan peserta yang mendaftar sebanyak 332 startup, dua kali lipat dari periode sebelumnya. Angka tersebut menunjukkan tingginya minat dan potensi yang besar dalam ekosistem startup Indonesia.

    “Baparekraf Scale-Up Champions 2024 merupakan wujud komitmen kami untuk mengakselerasi pertumbuhan startup digital untuk mengakses sumber daya yang dibutuhkan serta kesempatan untuk mengakses pasar global,” kata Sandiaga Uno.

    Ke 10 startup terbaik yang akan mengikuti rangkaian program selanjutnya dalam beberapa bulan ke depan. 10 startup yang terpilih adalah Feedloop, SMEs Pack, Momofin, Botika, Duluin, Manuport, FisioHome, Arkopay, Pajak IO, dan Digitiket. Proses penjurian turut didukung oleh Aksara Ventures, Indogen Capital, SPIL Ventures, Living Lab Ventures, dan Spiral Ventures.

    Dengan terpilihnya 10 startup tersebut, program BSC 2024 akan melanjutkan rangkaian yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan startup dengan kegiatan pertamanya yaitu Workshop Launchpad, yang mana startup akan mendapatkan akselerasi intensif dalam berbagai aspek bisnis dan teknologi, disusul pula dengan kegiatan mentoring dan business matching untuk membuka peluang bagi startup terpilih bisa menjalin kerja sama bisnis yang strategis dengan mitra program BSC.

    Rangkaian program BSC 2024 akan diakhiri dengan para startup terpilih berkesempatan mengikuti perjalanan validasi bisnisnya ke Sydney, Australia pada Oktober 2024, dengan tujuan membekali para startup peluang untuk memperluas jaringan, mendapatkan wawasan global, dan memvalidasi ide bisnis mereka di pasar internasional.

    “Validation trip ini adalah kesempatan bagi para startup untuk memperluas jaringan mereka, mendapatkan wawasan global, dan memvalidasi bisnis mereka ke pasar internasional,” papar Neil El Himam, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia – dms.

    SEIDE

    About Admin SEIDE

    Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.