Stop Mempromosikan Orang Buruk

AB

Oleh MAS SOEGENG

Jika ada seorang biasa yang namanya menjadi terkenal, tapi kualitasnya tidak sebanding dengan kebesaran namanya, itu karena kesalahan kita. Banyak nama dikenal justru karena ketidaktahuan kita saat mengekspose orang tersebut.

Gubernur DKI , AB, misanya, nyaris tak ada yang bisa dibanggakan kerjanya. Tapi namanya besar. Setiap langkah dan ucapan dia- terutama yang aneh dan menjengkelkan – selalu dimuat, dikutip, discreenshot, lalu diunggah menjadi sebuah status, adalah hal-hal yang membuat namanya besar, melambung, meski kosong. 

Maka tak heran kalau AB itu selalu bikin ulah, kelakukan atau tingkah laku yang konyol – seperti membuat icon sepatu atau mencemplungkan dirinya ke got- agar menjadi perhatian masyarakat, lalu ramai-ramai mengunggahnya ke medsos.

Orang seperti itu tak butuh baik atau buruk. Ia butuh nama dikenal untuk mencari kekuasaan lebih tinggi, melalui Pemilihan Presiden, misalnya. Jadi, dia dan timnya harus selalu menciptakan hal-hal yang kontroversial, maupun adegan konyol.

Punya Andil

Mereka butuh nama populer sehingga ketika suatu kali dipakai untuk mendongkrak namanya, maka mesin google akan mendudukkan dirinya ke peringat atas. Masyarakat akan terpukau oleh nama besar. Itu goal mereka. Buktinya, ada warga perumahan yanag protes lingkungannya ada mesjid, begitu AB datanag, langsung semua minta foto bersama. Itu tingkah orang-orang dengan snobisme yang sudah masuk otak bawah sadar.

Anda yang sering menampilkan sosok-sosok, pribadi buruk ke medsos, punya andil dalam menaikkan rating nama mereka. 

Tak heran nama-nama orang yang tak dikehendaki, yang menjengkelkan seperti RG, RR, FZonk, Somad, RS, atau model ustadz yang isi khotbahnya memaki-maki dengan kata-kata kotor, menjelekkan agama lain, namanya justru besar karena tindakan anda, yang tak disadari. Yakni terlalu mudah mengupload berita tentang mereka ke medsos. 

Mungkin anda mengira dengan mengunggah berita buruk, kelakuan aneh mereka, anda mengira bisa menjatuhkan atau sekedar mengejek mereka. Tidak begitu. Nama orang-orang berperilaku buruk itu justru menjadi terkenal karena emosi anda.

Mesin Google

Jikapun itu terpaksa anda lakukan krena kejengkelan anda, maka lebih baik singkatlah namanya. Misal AB, RG atau dengan memlesetkan namanya, misal Nis Edan, atau Rok Nggerung. Jangan nama lengkap yang dipakai mereka untuk pemilihan, sebab anda berhubungan dengan mesin google yang selalu merekam keyword atau kata-kata kunci. Hindari itu.  

Menyebtukan gelar atau sebutan semacam ustadz, habib juga hati-hati. Jangan sampai seorang seperti Sugik Nur yang tak memiliki kepasitas sebagai pengkhotbah, dinobatkan menjadi ustadz hanya karena Sugik sendiri menyebut dirinya Gus Nur dan semuya ikut-ikutan. Jangan gampang menyebut Keturunan Nabi, sebab orang seperti itu gampang dipuja-puji atau sembah. Padahal, kita semua keturunannya. 

Hal-hal ini semua yang membuat mereka besr nama, besar kepala dan takabur. Kita semua, tentu tak ingin punya calon pemimpin yang tak punya prestasi, tak bisa kerja, apalagi berperilaku buruk.

BACA OPINI MS LAINNYA :Jika Semua Beres Anda yang Tidak Beres

Gaji Gubernur Sedikit Namun Senggolannya Segunung

Rahasia Sebuah Kertas yang Membuat Greysia Polli Memperoleh Medali Emas Olimpiade

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.