Tak berubah, hukum Taliban secara tegas melarang segala bentuk hiburan
Seide.id – “Saya yakin Taliban berubah, tidak lagi otoriter, tidak lagi radikal, ” kata HM Jusuf Kalla, mantan Wapres RI. “Taliban taklukan Kabul dengan damai tanpa pertumpahan darah. Hampir sama dengan penaklukkan Mekah oleh Rosulullah, “ kata Musni Umar, SH., Rektor Ibnu Kaldun. Faktanya Taliban masih menyembelih orang. Masih menyasar mereka yang selama di anggap musuh, pernah bekerja dengan pemerintah atau tentara asing, termasuk hakim, pengacara, wartawan dan aktifis.
Terbaru, Kelompok Taliban mengakui telah membunuh komedian Afghanistan, Fazal Mohammad atau Nazar Mohammad alias Khasha Zwan setelah video pembunuhannya secara brutal viraldi media sosial.
Kelompok itu sebelumnya menyangkal telah membunuh komedian yang juga bekerja sebagai perwira polisi tersebut.
Seorang petugas polisi yang bertugas bersamanya, korban ditugaskan di Provinsi Kandahar selatan tetapi dibawa pergi oleh Taliban setelah kembali ke rumah sekitar dua minggu lalu.
Video yang viral dan disiarkan di Youtube, menunjukkan Mohammad, dengan kondisi tangan diikat ke belakang dan duduk di antara dua pria di dalam mobil, ditampar berulang kali. Video lain menunjukkan jasadnya.
Bahkan, laporan saksi mata mengatakan korban awalnya diseret dari rumahnya sebelum akhirnya ditemukan digorok lehernya.
Pengakuan Taliban sebagai pelaku pembunuhan brutal itu disampaikan juru bicara kelompok tersebut Zabihullah Mujahid pada hari Kamis.
“Dia bukan komedian, dia bertarung melawan kami dalam beberapa pertempuran. Dia mencoba melarikan diri ketika kami menahannya, mendorong orang-orang bersenjata kami untuk membunuhnya,” kata Mujahid.
“Dia adalah seorang polisi aktif dan bertanggung jawab atas kematian banyak orang,” katanya lagi kepada AFP yang dilansir Jumat (30/7/2021).
Komandan polisi setempat, Sailab, mengatakan komedian itu anggota kesatuannya, namun tidak pernah ditugaskan dalam pertempuran dan lebih beperan sebagai penghibur bagi petugas pos pemeriksaan.
Sebelumnya, para militan Taliban awalnya menyangkal bahwa mereka ada hubungannya dengan pembunuhannya, sampai video pembunuhannya yang brutal menjadi viral.
Pembunuhan itu terjadi ketika Taliban—yang secara tegas melarang segala bentuk hiburan ketika mereka menguasai Afghanistan—membuat keuntungan teritorial di seluruh negeri.
Wakil presiden kedua Sarwar Danesh mengatakan dalam sebuah posting Facebook menggambarkan karakter kelompok Taliban yang memusuhi budaya Afghanistan. “Itu menampilkan sifat musuh tanah ini dan permusuhan mereka terhadap budaya, seni dan kebebasan,” tulis dia.
Pembunuhan terhadap Mohammad juga memicu kemarahan di media sosial.
“Wajah Khasha yang polos meremukkan hati setiap manusia. Mereka (Taliban) telah menembaknya hingga mati, mereka adalah orang-orang paling kejam di dunia,” tulis seorang pengguna Facebook.
Taliban telah dituduh melakukan pembunuhan yang ditargetkan—termasuk terhadap jurnalis, hakim, dan aktivis—sejak menandatangani kesepakatan penting dengan Washington tahun lalu yang membuka jalan bagi penarikan pasukan asing.
Kekerasan semakin meningkat sejak awal Mei, ketika gerilyawan Taliban melancarkan kampanye di seluruh pedesaan setelah pasukan asing memulai penarikan terakhir mereka. Bahkan bom meledak di bandara Kabul. Itu berlawanan dengan apa yang disampaikan oleh Jusuf Kalla, bahwa Taliban berubah. Apalagi sebagaimana dikatakan rektor Ibnu kaldun, Taliban membawa damai.