Seide.id. Ketidakpastian nasib Afghanistan kini terus berlangsung dalam beberapa hari terakhir. Masyarakat Afghan masih berkerumun di pinggir Bandara Hamid Karzai dan berharap bisa diikutsertakan dalam evakuasi besar-besaran hingga akhir Agustus ini.
Di lapangan, terjadi pemeriksaan ketat mereka yang ketahuan berpihak pada Amerika dan NATO atau bekerja untuk pemerintahan Afghanistan sebelumnya. Tentara Taliban, diketahui telah melakukan sweeping dari rumah ke rumah, mencari daftar orang yang perlu dicurigai dan dihukum. Yakni mereka yang selama ini membantu Tentara Amerika, NATO dan yang bekerja di pemerintahan.
Para perempuan yang bekerja di bank diminta pulang dan diganti dengan lelaki, sementara puluhan ribu orang masih mengadu nasib bisa terbawa pesawat yang bisa membawa mereka keluar dari Afghanistan. Pengalaman berada di bawah Taliban sebelumnya dikenang sebagai hal yang mengerikan.
Pusat Analisis Global Norwegia RHIPTO memberikan info kepada PBB bahwa sejumlah besar individu yang masih beada di Afghan benar menjadi sasaran tentara Taliban. Mereka menggedor pintu rumah atau meminta warga yang dicurigai untuk menyerahkan diri untuk dihukum. Siapapun dalam daftar hitam Taliban berada dalam bahaya besar. Kemungkinan akan ada eksekusi massal.
Seorang kerabat jurnalis yang bekerja untuk penyiar Jerman Deutches Welle telah dibunuh dalam sweeping dari rumah ke rumah kemarin. Orang-orang minoritas seperti Kristen was-was dan mencoba melarikan diri secara marathon pada malam hari , menjauh dari Kabul.
Sementara itu, juru bicara Taliban justru mengatakan sebaliknya. Mereka mengingatkan bahwa tentara Amerika dan Nato harus sudah keluar dari Afghanistan akhir Agustus ini dan evakuasi segera dituntaskan. Jubir Taliban juga menyatakan bahwa mereka tidak akan menyasar orang-orang yang dicari ke rumah-rumah. Tentara di jalanan dan blokade akan dibersihkan dan bank maupun pabrik diharapkan bisa beroperasi segera.
Mengenai evakuasi, jubir Taliban meminta semua warga Afghanistan sebaiknya tidak keluar dari negeri ini. Mereka juga menghimbau agar kedutaan negara tidak ditutup. Taliban menegur Amerika agar tidak memprovokasi warga Afghan untuk keluar dari negeri itu.
Hingga berita ini diunggah, sudah ada 21,000 orang keluar dari Afghanistan melalui bandara dalam 24 jam terakhir. Sekarang hanya sedikit orang yang masih berada di bandara berkaitan dengan keamanan pihak Taliban yang berkeliling dan mengusir semua orang dari sana.
Nasib Afghanistan yang ditinggalkan Amerika dan kini dikuasai Taliban, tampaknya semakin tidak jelas. Ekskalasi politik dan militer dalam beberapa hari ke depan sepertinya akan menimbulkan gejolak baru. Terutama oleh perlawanan anti Taliban dari berbgai kelompok di Afghanistan yang kini mulai bergerak. (ms)