Seorang peretas kanal YouTube mencoba menyiarkan cryptocurrency dengan memebri nama kanalnya SpaceX dengan wajah Elon Musk. ( Foto: BitcoinEthereum.com)
SEIDE.ID– Semakin lama, para peretas, hacker, maling dan perampok di dunia kripto semakin merajalela. Salah satu kemanjaan yang diberikan adalah tidak banyak bursa kripto, aplikasi, platform yang ketika dirampok, melaporkan polisi. Alih-alih melapor agar diproses secara hukum, mereka malah dengan santai melakukan negosiasi dengan peretas untuk mengembalikan hasil curian dengan jasa fee 15% – 320%.
Tiga hari ini, tepatnya Sabtu, 3 September 2022, saluran YouTube resmi pemerintah Korsel diretas untuk menyiarkan cryptocurrency. Saluran YouTube pemerintah Korea Selatan diretas pada hari Sabtu. Pihak pemerintah segera berupaya membendung peretasan dan siaran itu, dan untungnya segera bisa dipulihkan.
Peretasan diketahui saat pukul 3:30 pagi, ketika saluran resmi pemerintah di platform berbagi video itu tampaknya telah diretas ketika nama berganti menjadi “SpaceX Invest” . Lalu siaran itu membahas mengenai aset kriptoi, dengan wawancara bersama miliarder Amerika dan pendiri SpaceX, Elon Musk.
Seorang pejabat di kementerian budaya dan pariwisata, yang mengelola akun YouTube, mengatakan mereka telah mengetahui situasi pada pukul 6 pagi. Mereka kemudian bergegas mengambil langkah-langkah keamanan dan memulihkan akun pada pukul 07:20.
Google Memblokir
Pejabat itu mengatakan ID dan kata sandi akun itu diduga telah dicuri. Google, perusahaan induk YouTube, mengkonfirmasi bahwa saluran tersebut telah diretas. Seorang pejabat di Google Korea mengatakan bahwa saat ini sedang mencari penyebab insiden tersebut.
Serangan itu menyusul peretasan saluran YouTube yang dioperasikan oleh Organisasi Pariwisata Korea (KTO), di bawah kementerian pariwisata, awal pekan ini.
Menurut KTO, saluran yang memiliki sekitar 509.000 pelanggan itu awalnya ditargetkan pada hari Kamis, keesokan harinya. Saluran saat ini tidak tersedia. Seorang pejabat KTO mengatakan bahwa Google secara otomatis memblokir akses ke akun jika menemukan koneksi yang tidak normal.
Seperti kebanyakan peretasan yang tak membuahkan nilai ekonomi, peretas sepertinya ingin menunjukkan keahliannya. Termasuk meretas media pemerintah. Peretas hanya ingin menguji sejauh mana kemahiran mereka dibanding dirinya. Tanpa adanya polisi siber yang lebih ahli di bidangnya, mustahil peretasan akan hilang.
MS – Sumber Yonhaps Foto The CoinRepublic
BACAAN LAIN:
Apa Untungnya Pemerintah Indonesia Mendirikan Bursa Kripto
Cryptocurrency Populer Saat Pandemi, Kebanyakan Negara Berkembang