Di luar dugaan semua orang dokumenter yang digarapnya mendapat ‘restu’ dari anggota Zeppelin, termasuk interview terbaru dengan mereka. Becoming Led Zeppelin juga foto-foto serta footage yang belum pernah ditampilkan ke publik sebelumnya .
Oleh AYU SULISTYOWATI
BILA dekade 1960-an dikuasai The Beatles, maka 1970-an adalah milik Led Zeppelin. Mengusung musik yang lebih keras, lebih liar, lebih garang, lebih rancak dan lebih seksi, empat pria Inggris ini mengguncang dunia. Sembilan album selama 1969 – 1982, dan telah menjual setidaknya 300 juta album, membuat Jimmy Page, Robert Plant, John Paul Jones, dan John Bonham yang mati muda menjadi dewa rock paling dipuja. Sering dihajar kritik, namun didewakan penggemarnya
Majalah Rollingstone menyebut mereka sebagai band rock paling berbakat, paling kompleks, paling menantang, paling estetik sekaligus paling berbahaya. Selain juga band yang membawa sex, drugs and rock n’ roll sampai titik puncaknya. Tak bisa dipungkiri Led Zeppelin hingga kini juga merupakan band paling berpengaruh di dunia.
Mereka diabadikan dalam berbagai buku, interview, tulisan-tulisan di majalah, tapi tak ada documenter tentang mereka. Masalahnya, mereka memang terkenal ‘susah’. Di tahun 1976 muncul sebuah dokumenter tentang kuartet ini, diberi judul The Song Remains the Same, berisi konser-konser Zeppelin di Madison Square Garden pada tahun 1973. Setelah itu tak ada satu dokumenter pun yang ‘direstui’ band ini. Mereka tak peduli, dan tak pernah mau terlibat sedikit pun.
Maka, ketika dua tahun lalu sineas spesialis dokumenter Bernard MacMahonmengumumkan siap membesut documenter super band ini, banyak yang meragukan progresnya. Namun Becoming Led Zeppelin, begitu judul documenter ini ternyata kini sudah siap tayang.
Malah, di luar dugaan semua orang dokumenter yang digarapnya mendapat ‘restu’ dari anggota Zeppelin, termasuk interview terbaru dengan mereka. Becoming Led Zeppelin juga foto-foto serta footage yang belum pernah ditampilkan ke publik sebelumnya, plus interviewdengan almarhum John Paul Jones yang belum pernah dipublikasikan. Ini artinya setelah 50 tahun, baru kali ini ada dokumenter yang ‘utuh’.
“Becoming Led Zeppelin, barangkali adalah film yang sempat membuat pesimis banyak orang, lantaran rasanya impossible diwujudkan,” begitu aku MacMahon. Apalagi kalau mengingat awal karir Zeppelin yang meroket sangat cepat dan belum sempat didokumentasikan.
“Tujuan saya membuat Becoming Led Zeppelin sebagai dokumenter yang look dan feel-nya bak film musikal,” terang MacMahon tentang film terakhirnya ini. “Saya ingin merangkai cerita individual empat anggota band sebelum dan setelah mereka menjadi satu band. Musik mereka jelas menjadi bagian besar dalam dokumenter ini.”
Tak main-main sang sutradara menggunakan original prints dan negative films, hasil riset dan perburuan selama bertahun-tahun ke segala penjuru dunia.
Jimmy Page yang sempat melihat Ameican Epic, salah satu film MacMohan, mengatakan kalau dirinya yakin MacMohan adalah sutradara yang tepat untuk proyek ini. “Ketika saya melihat apa yang telah dikerjakan Bernard, saya takjub. Secara visual dan suara sangat luar biasa. Saya percaya dia akan bisa mengisahkan sejarah kami dengan baik.”
Meski belum ada jadwal tayang masal, namun Becoming Led Zeppelin akan diputar di Venice Film Festival yang akan berlangsung 1 – 11 September mendatang. Dokumenter yang ditunggu-tunggu penggemar Led Zeppelin ini akan masuk program Out of Competition, di mana film-film terbaru sineas dunia macam Ridley Scott dengan The Last Duel, Edgar Wright dengan Last Night in Soho dan Dune garapan Denis Vielleneuve akan ditayangkan. ***