Belajar dari Bisikan Daun Jati yang Gugur, Menulis Kehidupan -86

Di teras samping dapur, ditemani segelas susu panas
Daun pepohon berayun keras diterpa angin kencang, yang membawa aneka berita dari berbagai penjuru dunia, yang sedang membanjiri halaman medsos.
Gelombang suka duka kehidupan dengan aneka cerita dan makna. Ada juga
deretan ucapan selamat serta pernak pernik kartu atas Perayaan Nyepi di pulau Dewata
Bumi seribu pulau, hari ini 3 Maret 2022.

Aku tertegun ketika angin menghantar selembar daun jati
berwarna kuning pucat
jatuh persis di samping gelasku
Daun jati menyapaku ramah
minta aku menuliskan lima kata berikut
sambil bisikan alasannya

THANKS
Syukur terima kasih
Hendaklah hidupmu dilandasi syukur
Berusahalah selalu miliki terimakasih
Syukur kepada Sang Pencipta
Berterimakasih kepada segenap ciptaan
dirimu, sesama, para penjasa, leluhur dan alam semesta
Itulah energi kehidupan yang sejati

PRAY
Berdoalah senantiasa
bangunlah komunikasi dan dialog yang istimewa dengan Sang Hyang Agung
Sang Maha Pencipta
asala mula, penyelenggara, pemilik dan tujuan kehidupanmu
Doa dalam segala keadaan suka duka
Jadikanlah hidupmu adalah doa abadi
nafas dan detak jantungmu

JOY LOVE PEACE
Kegembiraan suka cita
Kasih sayang – Cinta
Kedamaian – harmoni
Ketiganya hanya lahir dan dimiliki oleh syukur terima kasih dan doa
Ketiganya hanya tumbuh dan berbuah dari pribadi yang tahu bersyukur terima kasih dalam doa tiada henti
Ketiganya adalah berkah Rahmat Ilahi yang hadir dalam kehidupan yang digerakkan oleh syukur terima kasih dan sujud doa tak bertepi
Ketiganya adalah jawaban Sang Hyang Agung atas syukur terima kasih dan doa setiap pribadi

Daun jatih berwarna kuning
deterbangkan angin jatuh dari pohonnya
Ketika sesama saudara Hindu Bali sedang hening samadhi
merayakan upacara Nyepi
Doa sesaji sembah syukur
dalam keheningan memohon keselarasan
menciptakan ketenangan bathin kesadaran nurani jiwa
agar kegembiraan, kasih sayang kodrati dan kedamaian
bersemi
dalam setiap pribadi
dalam kehidupan bersama
dalam alam lingkungan
di jagat semesta raya
Karena
Sang Hyang Agung
Sang Maha Pencipta
disadari dan diagungkan
sebagai pemilik dan sumber nafas serta detak jantung kehidupan

(Simply da Flores
Harmony Institute)