Tidak selalu teringat untuk berterimakasih kepada sesama dan apalagi bumi, alam lingkungan, jagat semesta ini.
Karena sering dialami, maka hal luar biasa, menjadi biasa- biasa saja, bahkan diabaikan. Diriku baru sadar akan pentingnya sesama dan alam semesta, ketika kebutuhanku tertsnggu atau ada ancaman bahaya, serta hilang dari jangkauanku.
Bertepatan denga peringatan Hari Bumi Sedunia, saya tuliskan 2 sajak: Keajaiban Ibu Bumi dan Bapa Langit dan Hanya…
1
Keajaiban Ibu Bumi dan Bapa Langit
Hari ini dirayakan
Hari Bumi Sedunia
Setiap tanggal 22 April
Namun
tidak ada Hari Langit
belum kudengar Hari Jagat
atau Hari Alam Semesta
Padahal
Bumi tidak sendirian adanya
Bumi terpisah dalam kesatuan
Keutuhan semesta jagat raya
Ciptaan Sang Hyang Agung
Leluhurku dan banyak adat budaya dunia
mewariskan pengakuan dan penghormatan
kepada bumi dan segenap isi semesta
“Ina Nian Tana Wawa, Ama Lero Wulan reta
Ema Tana Ekan, Bapa Teti Lera Wulan
Du’a gheta Lulu Wula,
Nggae ghale Wena Tana”
Leluhur Krowe, Lamaholot dan Lio
menyapa Sang Hyang Agung
dengan kesatuan ungkapan
“Ibu Pemangku Bumi,
Bapa Sang Empunya Matahari Bulan Angkasa”
Para leluhur mengalami misteri
Mereka ungkapkan pengalaman religius
Yang begitu nyata mempesona dan merangkul hidup setiap detik
dan sekaligus yang sedemikian agung menggentarkan menguasai dan mengawasi waktu
Unsur semesta alam yang terpisah dalam kesatuan
Diri yang unik dalam ketergantungan mutlak dengan sesama dan alam semesta
Sebuah paradoks lestari
Sebuah misteri abadi
Tarian yang menyatu dengan Sang Penari
Musik yang tak terpisahkan dengan senimannya
Ciptaan yang menghadirkan Sang pencipta
Ada dan terus menjadi
Kita manusia dari debu
dibentuk dari bumi tanah
dihembuskan nafas roh semesta
Lalu hidup berkembang biak
disusui diberi makan bumi
dijaga dirawat langit
Membuang semua sampah kehidupan
pada dada bumi dan wajah langit
diterima semuanya dengan senyum
Hingga raga kembali debu
dan nafas pulang ke semesta
Dan
Semua silih berganti terjadi
tanpa ada yang mampu hentikan
ajaib misteri semesta ini
“Tidak ada seorang pun yang pernah usul dan mengatur kehadirannya di alam semesta ini….”
Sejarah peradaban dan kebiadaban manusia
Kisah kehidupan dan kematian insani
Cerita suka duka kita
Upaya gagal berhasil, baik buruk, dosa dan suci, rohani jasmani
adalah percikan ajaib cahaya semesta
adalah warna-warni kembang misteri bumi tanah
Dan
tak pernah tuntas digapai nalar
tak pernah habis mempesona sanubari jiwa
tak akan usai diselami damba
Kesadaran berterima kasih
adalah akar ponon kebijaksanaan pribadi
menukik memeluk rahim Ibu bumi
Kesediaan bersyukur
adalah sayap-sayap energi insani
untuk terbang menggapai pelataran langit memandang pesona wajah Bapa Mentari, Bulan dan Sang Maha Cahaya
Ibu Bumi menanti setiap detik
Bapa Mentari menunggu setiap waktu
Terus ada dan terjadi
meskipun kita tak peduli
2
Hanya…
Alam semesta
Maha Kata Sabda
Jagat raya
Maha Bunyi Suara
Semua mengalami
tetapi tak cukup bahasa mengatakan
Semua terjadi
tetapi tidak banyak telinga mendengar
Hanya
nurani jiwa terpesona
Hanya
nalar rasa sejati sahaja
Ketika….
ada kasih sayang asali
ada energi cinta sejati
Bisa mendengar dan
Bisa menyaksikan
Bisa menghayati dan
Bisa menyadari
Bisa berterimakasih dan
Bisa bersyukur
Karena
kata sabda itu kasih
terjadi penuh misteri
bunyi suara itu cinta
bergema abadi sempurna
Lestari tak bertepi
Simply da Flores
Harmony Institute