Seide.id – dalam relasi dengan sesama, alam semesta, dan Sang Pencipta, setiap kita pasti berkomunikasi. Ada kebutuhan saling berbagi informasi, juga untuk berbagai kebutuhan kehidupan. Berkomunikasi dengan aneka cara– lisan, gerak, tulisan, atau audio-visual. Bahkan, ada komunikasi batin.
Sejatinya, komunikasi menjadi satu cara menyatakan diri kita ada dan hidup. Saya merefleksikan makna komunikasi dan menuliskannya dalam sajak Tentang Menulis Sajak-sajakku.
Sudah lima lembar kertas
kuremas dan kubuang
setelah kutulisi beberapa kalimat
Eh…
ternyata sudah belasan lembar
kutulis dan kucoreti
lalu kuremas dan kubuang
Kolong meja berserak kertas
sampah terhambur di pikiran
karena aneka alasan
Kertas-kertas tulisan kubuang
Ada yang tak cocok judul
dengan yang kuharapkan
Ada yang tak indah
karena kubandingkan dengan maestro
Ada yang terulang kata
karena tak cermat kumemilah
Ada yang kurasa minder
karena ingin seperti penyair
lalu mencoba menulis lagi
Rupanya ada yang terlupa
Aku sedang menulis sajakku
bukan bertanding dengan maestro
bukan harus jadi penyair
bukan untuk dilombakan
bukan untuk dibandingkan
Aku ada
Aku sedang menjadi
menulis sajak diriku
bukan untuk menjadi mereka
Aku mempunyai hasrat jiwa
Aku mau katakan damba
Aku memilih mengatakan makna
Aku mau menulis sajakku
Bukan sajak orang lain
atau menjadi orang lain
dan menjiplak sajak orang
Maka kuteruskan menulis
Ini sajak tentang sajakku
Ini cara mengatakan adaku
Ini puisi tentang puisiku
Aku belajar membagi diriku
Aku komunikasikan pesanku
Sajak-sajak itu pilihanku
sebagai cara membagi diriku
Agar maksud hati terbagi
Agar pikiranku berkomunikasi
Agar rindu damba sanubari
menyapa sesama insani
Agar kata di dalam jiwa
terbaca sesama saudara
Aku terus menulis sajak-sajakku
karena inilah adaku.