Cahaya Sang Maha Terang dilambangkan dengan Sang Surya – Matahari, yang bersinar sepanjang waktu untuk segenap isi semesta. Sinarnya abadi, cahaya lestari tak bertepi. Pesona pagi merekah dan Senja menuju terbenam menjadi panorama ajaib dan penuh makna bagi yang mau peduli. Mengibaratkan Sang Maha Cahaya bagi gelap gulita duka lara derita kehidupanku, maka kucatat dalam sajak Mengagumi Pesona Senja sebagai doa harapan dalam pergumulan hidup.
Wahai Sang Mentari
Sudah sehari engkau berjalan
Tebarkan cahaya halau awan
Lintas khatulistiwa tak berhenti
Cahayamu membias abadi
Sinar energimu terpancar lestari
Meskipun kami alami hari
terjadi silih berganti.
Ketika pandangi senja
ada kisah sejuta pesona
bagi mata yang terpana
untuk rasa yang membara
untuk nurani yang damba
untuk jiwa yang mencinta.
Senja itu pelabuhan makna
Pagi itu mata air arti
Siang itu bara api
membakar raga yang beku
panaskan hasrat yang dingin
hidupkan arang yang diam
Agar membara warnai dunia
agar makna terus bersemi
bagi yang duka lara
bagi yang lelah derita
bagi yang dibasahi air mata dan problema.
Biarkan energi pesona senja
Obati luka jiwa raga
Bawa pergi sejuta problema
mekarkan senyum di bibir
tebar semerbak ceria di wajah
dan tanaman di ladang bersuka cita
antar panenan rezeki berlimpah
Lahirkan harmoni bahagia.
Ya Sang Maha Terang
Cahaya kasih-Mu Sang Mentari
memang tak pernah bertepi
Sinar cinta-Mu Sang Ilahi
sungguh ajaib dan abadi
Bagi hati yang percaya
Bagi pribadi yang setia
Bersujud syukur penuh iman
Sang Maha Cahaya
Engkau tidak pernah berhenti memberi
Sang Maha Pesona
selalu lestari membagi
Syukur terima kasih kepada-Mu.